"Pemerintah
Indonesia harus memiliki data kerusakan hutan untuk membuktikan bahwa
degradasi hutan terjadi bukan akibat dari penanaman kelapa sawit maupun
karet, melainkan pembalakan liar," kata Enny.
Jakarta, Aktual.co — Pakar ekonomi dari Institute for Development of
Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan kerusakan
hutan yang terjadi di Indonesia bukan akibat dari penanaman atau
perkebunan kelapa sawit.
"Pemerintah Indonesia harus memiliki data kerusakan hutan untuk
membuktikan bahwa degradasi hutan terjadi bukan akibat dari penanaman
kelapa sawit maupun karet, melainkan pembalakan liar," kata Enny, di
Jakarta, Rabu (24/4).
Enny menyarankan hal itu terkait tidak diterimanya produk CPO dan karet Indonesia ke dalam daftar produk ramah lingkungan.
Sejumlah komoditas yang masuk ke daftar tersebut mendapatkan pengurangan
bea-masuk sebesar 5 persen seperti yang telah disepakati sejumlah
pemimpin negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).
Dengan data kerusakan hutan tersebut, Enny berharap, pemerintah dapat
memberikan penjelasan mengenai wilayah hutan Indonesia yang rusak dan
wilayah hutan industri yang memang digunakan untuk tanaman kelapa sawit.
"Indonesia punya beberapa kementerian terkait dengan hutan dan industri.
Sejumlah lembaga itu harus bersinergi dalam menunjukan kepada dunia
internasional bahwa area kelapa sawit menggunakan lahan hutan industri,"
kata Enny.
Selain itu, untuk mengantisipasi keluarnya investor di sektor
agri-bisnis karena komoditas tidak diterima dalam daftar produk ramah
lingkungan, Enny mengatakan pemerintah harus membangun infrastruktur di
wilayah hilir untuk mendapat ketertarikan dari para pelaku bisnis.
"Para investor memprioritaskan keuntungan dan pemerintah harus berupaya
menarik keinginan mereka dengan membangun infrastruktur di wilayah hilir
untuk memberi nilai tambah kepada bahan baku," jelas Enny.
Kemudian Enny juga mengatakan pemerintah harus membenahi administrasi
birokrasi yang rumit untuk memudahkan investor masuk ke Indonesia.
"Hal ketiga untuk menarik investor adalah kepastian adanya lahan untuk
industri karena mereka butuh itu. Sehingga harus ada sinergitas antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah karena yang mengeluarkan izin
berada di pihak daerah," jelas Enny.
Dalam pertemuan tingkat Menteri APEC di Surabaya pada pekan lalu,
sejumlah negara berkembang gagal memasukan beberapa komoditas tambahan
ke dalam daftar produk ramah lingkungan.
Selain itu, sejumlah negara berekonomi maju, seperti Amerika Serikat,
menolak diskusi mengenai pemasukan CPO dan karet serta beberapa produk
agro-bisnis yang lain ke dalam daftar tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar