POTENSI SAPI DI KABUPATEN NUNUKAN
Posted byBeternak sapi bagi masyarakat Nunukan bukanlah hal yang baru, sejak kabupaten ini terbentuk hingga saat ini Pemkab Nunukan telah mengalokasikan anggaran milyaran rupiah guna menunjang akselerasi sektor peternakan sapi bagi masyarakat. Sejak saat itu pertumbuhan dan perkembangan sapi di daerah ini semakin menunjukkan hasil yang signifikan. Data statistik tahun 2008 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi potong menempati urutan ketiga, yaitu sekitar 26,55 persen, sesudah babi dan kerbau.
Jenis sapi yang dikembangkan umumnya adalah sapi Bali yang diarahkan guna memenuhi konsumsi daging masyarakat. Pasokan kebutuhan daging bagi masyarakat Nunukan mengalami peningkatan yang signifikan terutama saat menjelang hari raya. Bahkan Perusahan Daerah Kabupaten Nunukan juga diarahkan untuk melakukan penggemukan sapi potong.
Disamping ternak sapi potong, diprediksi bahwa Nunukan juga memungkinkan untuk dikembangkannya sapi perah. Wacana budidaya ternak sapi perah ini menarik untuk diangkat mengingat bahwa secara umum kondisi agroklimatologi sesuai untuk peternakan sapi. Juga hamparan lahan tidur yang relatif berpotensi dikembangkannya berbagai macam pakan ternak. Meski belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji urgensi kelayakan ternak sapi perah di Nunukan, namun setidaknya wacana ini dapat menggugah minat praktisi dan pelaku usaha serta pemerhati masalah peternakan untuk melakukan uji kaji terhadap komoditas peternakan sapi perah. Tujuannya guna menambah pendapatan warga tani dan menunjang gizi masyarakat secara umum melalui konsumsi susu segar, disamping sebagai penciptaan lapangan kerja baru dan penunjang devisa bagi daerah.
Dengan asumsi bahwa konsumen susu segar adalah hanya dari kalangan pegawai negeri sipil daerah, maka dapat dikatakan bahwa rata – rata pemenuhan produksi susu segar dalam sebulan adalah 2.421 liter. Ini jika diasumsikan bahwa rata – rata rumah tangga PNSD mengkonsumsi 1 liter susu segar per hari, atau 72.630 liter per bulan. Data statistik tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah PNS di Nunukan adalah 2.421 orang.
Untuk pengembangan kedepan, maka pembinaan kepada kelompok tani melalui sistem inti – plasma dapat diterapkan. Pola ini mencontoh kepada sistem pengusahan perkebunan sawit yang telah berkembang lebih dahulu di Nunukan. Usaha peternakan sapi perah skala keluarga tani dapat memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang diternak minimal 6 ekor. Sedangkan tingkat efisiensinya dapat dicapai dengan minimal pengusahaannya sebanyak 2 ekor, dimana rata – rata produksi susu 15 ltr per hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dan kelompok tani melalui teknik pembudidayaan sapi perah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu juga dapat dilakukan upaya koperatif dan integratif, baik secara horizontal maupun vertikal, dengan petani lainnya dan pihak pengusaha.
Diharapkan bahwa dari kegiatan peternakan sapi perah di Nunukan, akan menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu segar, dan kulit yang dimanfaatkan untuk industri serta pupuk kandang sebagai salah satu sumber pupuk organik di lahan pertanian. Disamping itu juga eksudat ternak dapat menjadi biogas, dan memberikan keterampilan baru bagi warga tani. Guna mengembangkan wacana peternakan sapi perah di Nunukan, masih dibutuhkan upaya untuk melakukan uji coba peternakan sapi perah, hal ini mengingat hasil samping dari beternak sapi perah juga tidak kalah besar manfaatnya dibandingkan dengan tujuan utama dari peternakan sapi itu sendiri, yaitu produksi susu segar.
Dukungan modal usaha dan sumberdaya manusia yang handal sangat dibutuhkan untuk mengolah dan mengelolah kegiatan ini menjadi komoditas unggulan pada masa yang akan datang. Pengembangannya menjadi lebih urgen bila peternakan sapi perah disinergikan dengan kegiatan lain yang melengkapi eksistensi peternakan tersebut di Kabupaten Nunukan. Salah satu diantaranya adalah integritas sapi perah dengan sektor agrowisata di Kecamatan Krayan. Demikian juga dengan integritas sapi perah dengan sektor agrowisata perkebunan sawit di Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebatik.
Oleh karenanya maka beberapa langkah konkret dapat dilakukan guna menunjang geliat percepatan usaha ternak sapi perah di Nunukan, diantaranya adalah: usaha menumbuhkembang kan kelompok tani dan gabungan kelompok tani agar dapat menjadi basis usaha peternakan perlu digalakkan, sebab institusi tersebut adalah lembaga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat tani. Demikian juga lembaga korporasi/UKM perlu dibina dan diberikan bimbingan serta penyuluhan akan pentingnya kegiatan ini dalam menunjang perekonomian daerah.
Dukungan atas sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya perlu dilakukan, juga insentif modal usaha peternakan sapi perah perlu diberikan guna menunjang akselerasi pengembangan peternakan sapi perah pada masa yang akan datang. Jaminan kepastian usaha dan keamanan dalam berinvestasi perlu dipertegas bagi investor yang berminat menanamkan modalnya pada sektor ini. Semoga dengan langkah – langkah ini, kegiatan peternakan sapi perah di Nunukan dapat menjadi salah satu penunjang perekonomian warga tani dan menambah pemasukan devisa bagi Nunukan.
0 comments:
Posting Komentar