Perusahaan Sawit Terus Ekspansi Lahan
Posted by Labels: Agro-industry, Berita, Lahan Kelapa sawit, News, SAWIT
TEMPO.CO, Jakarta - Luas kebun sawit diperkirakan terus bertambah akibat meningkatnya permintaan produk berbahan dasar minyak sawit. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, ekspansi lahan sawit mencapai 300-400 ribu hektare dalam beberapa tahun terakhir.
Joko melanjutkan, kebutuhan minyak nabati meningkat setiap tahunnya karena bertambahnya jumlah penduduk. Pada 2020, jumlah penduduk dunia diperkirakan bakal menembus 7,8 miliar.
Kenaikan ini diikuti kebutuhan minyak nabati yang meningkat menjadi 234 juta ton atau naik 50 persen sejak 2005. "Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ekspansi lahan sawit harus sebesar 3 juta hektare, disusul ekspansi lahan kedelai 2 juta hektare, dan biji matahari ekspansi 9 juta hektare," kata Joko, Selasa, 13 Maret 2012.
Malaysia dan Indonesia tercatat sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia dengan menguasai 85 persen pasar. Indonesia menguasai 47,6 persen dengan produksi 23,9 juta ton dan Malaysia 37,7 persen dengan produksi 18,9 juta ton. Namun ekspansi lahan sawit di Indonesia terbentur lahan yang terbatas. Selain itu,ada kawasan hutan yang tidak boleh ditanami lahan kelapa sawit. Padahal dari total lahan hutan di dunia sebesar 133 juta hektare, sekitar 40 juta hektare kawasan hutan Indonesia kritis.
Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Nazir Foead, mengatakan, tanaman kelapa sawit sering dituding sebagai penyebab kerusakan hutan. Tercatat kelapa sawit menyumbang 29 persen konversi hutan, sedangkan hutan tanaman industri 24 persen. Namun kelapa sawit mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup besar dan menjadi komoditas unggulan negara. "Karena itu pengusaha sawit harus mampu mensertifikasi pembangunan kebun kelapa sawit. Inil sedang dicari negara-negara konsumen untuk meyakinkan bahwa sawit bisa menjaga kelestarian," katanya.
Menurut catatan Gapki, luas areal kelapa sawit Indonesia 8,4 juta hektare. Dari luas ini, sebanyak 52 persennya digarap perusahaan swasta, 42 persen berupa perkebunan sawit rakyat, dan sisanya digarap oleh perusahaan BUMN. Dengan produksi hampir mencpai 24 juta ton, sebanyak 16,5 juta tonnya untuk ekspor atau 70 persen dari total produksi.
ROSALINA
Joko melanjutkan, kebutuhan minyak nabati meningkat setiap tahunnya karena bertambahnya jumlah penduduk. Pada 2020, jumlah penduduk dunia diperkirakan bakal menembus 7,8 miliar.
Kenaikan ini diikuti kebutuhan minyak nabati yang meningkat menjadi 234 juta ton atau naik 50 persen sejak 2005. "Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ekspansi lahan sawit harus sebesar 3 juta hektare, disusul ekspansi lahan kedelai 2 juta hektare, dan biji matahari ekspansi 9 juta hektare," kata Joko, Selasa, 13 Maret 2012.
Malaysia dan Indonesia tercatat sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia dengan menguasai 85 persen pasar. Indonesia menguasai 47,6 persen dengan produksi 23,9 juta ton dan Malaysia 37,7 persen dengan produksi 18,9 juta ton. Namun ekspansi lahan sawit di Indonesia terbentur lahan yang terbatas. Selain itu,ada kawasan hutan yang tidak boleh ditanami lahan kelapa sawit. Padahal dari total lahan hutan di dunia sebesar 133 juta hektare, sekitar 40 juta hektare kawasan hutan Indonesia kritis.
Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Nazir Foead, mengatakan, tanaman kelapa sawit sering dituding sebagai penyebab kerusakan hutan. Tercatat kelapa sawit menyumbang 29 persen konversi hutan, sedangkan hutan tanaman industri 24 persen. Namun kelapa sawit mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup besar dan menjadi komoditas unggulan negara. "Karena itu pengusaha sawit harus mampu mensertifikasi pembangunan kebun kelapa sawit. Inil sedang dicari negara-negara konsumen untuk meyakinkan bahwa sawit bisa menjaga kelestarian," katanya.
Menurut catatan Gapki, luas areal kelapa sawit Indonesia 8,4 juta hektare. Dari luas ini, sebanyak 52 persennya digarap perusahaan swasta, 42 persen berupa perkebunan sawit rakyat, dan sisanya digarap oleh perusahaan BUMN. Dengan produksi hampir mencpai 24 juta ton, sebanyak 16,5 juta tonnya untuk ekspor atau 70 persen dari total produksi.
ROSALINA
0 comments:
Posting Komentar