RSS Feed

Perkebunan di Sumatra minta pelonggaran pungutan

Posted by Flora Sawita Labels: , ,

MEDAN: Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatra (BKS-PPS) meminta agar pemerintah tidak membebani perusahaan perkebunan di daerah ini dengan berbagai pungutan, sehingga mampu menghadapi gejolak krisis ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Soedjai Kartasasmita, Ketua Umum BKS-PPS meminta agar pemerintah (pusat dan daerah) mengurangi beban pajak dan retribusi terhadap sub perkebunan, sehingga perkebunan swasta di Sumatra dan daerah lain mampu bertahan terhadap krisis ekonomi global yang lebih dahsyat dibandingkan dengan krisis ekonomi pada 2008 lalu.

 "Pemerintah perlu mengantisipasi dampak krisis ekonomi global dengan menurunkan berbagai tarif pajak dan retribusi daerah. Dengan demikian perkebunan nasional mampu bertahan terhadap krisis ekonomi dunia yang bakal muncul lebih dahsyat," ujarnya.(Sosialisasi UU No.28/2009 6 Oktober 2011)
Menurut dia, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan 2008, subsektor perkebunan lebih tahan terhadap gejolak karena krisis terjadi di dalam negeri. Krisis ekonomi kali ini, jelas mantan direksi PT Perkebunan Negara itu, terjadi di Amerika Serikat dan Uni Eropa yang akan mengurangi permintaan komoditas perkebunan yang selama ini digunakan negara maju.

Permintaan terhadap komoditas perkebunan (sawit, karet, kakao, kopi) diperkirakan bakal turun, sehingga berdampak pada turunnya harga komoditas itu di pasar internasional. Menurut perkiraan Sujai, permintaan terhadap minyak mentah kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) bakal turun dari Uni Eropa. Ini berarti, kata dia, akan menekan harga CPO di pasar global.

Sujai mengungkapkan, berdasarkan data, bulan ini harga CPO sudah turun menjadi sekitar US$800-US$900 per ton dari sebelumnya US$1.200 per metrik ton. "Ini terjadi bukan hanya karena kelebihan pasok CPO, namun lebih disebabkan turunnya permintaan CPO di pasar Uni Eropa dan Amerika."

 Untungnya, kata dia, pasar di China dan India masih mampu menyerap sebagian produk CPO Indonesia, sehingga harga di pasar internasional tidak turun terlalu drastis.(sut)(BI)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat