RSS Feed

Petani kelapa sawit yang terus di bajak

Posted by Flora Sawita


“Menempatkan Petani Kelapa Sawit Secara Tepat, Untuk Meningkatkan Taraf Kesejahteraan Ekonomi”

Dunia saat ini sangat membutuhkan minyak nabati baik sebagai bahan baku industri makanan, industry kosmetik yang terus di promosikan oleh seluruh Negara dan yang paling mutakhir adalah dunia sedang menghadapi krisis energi yang kemudian di susul dengan tuntutan akan pengurangan karbon yang dilepas keudara sehingga energi fosil diganti dengan energy nabati. Atas tuntutan kebutuhan tersebut menyebabkan permintaan akan olahan bahan baku untuk industri nabati bertambah tinggi, salah satu bahan baku untuk industry minyak nabati adalah CPO dan Karnel. Untuk menghasilkan CPO dan Karnel dibutuhkan bahan yang dapat diolahnya berupa Tandan Buah Segar (TBS) Sawit, berarti untuk menghasilkan TBS dibutuhkan hamparan lahan perkebunan tanaman Kelapa Sawit.
Perlu diketahui bahwa barang – barang yang disebutkan diatas seperti hamparan kebun kelapa sawit, TBS, CPO, Karnel, yang merupakan bagian dari Industri Nabati untuk menghasilkan makanan, kosmetik dan Bio – Energy. Keberadaan barang tersebut di peroleh dari aktivitas manusia didalam mengolah melalui proses kerja. Melihat kenyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peranan tenaga kerja memiliki maanfaat besar dan menjadi factor pokok didalam proses produksi untuk menghasilkan barang yang dapat berguna bagi umat manusia.

Penyebutan Petani berdasarkan pekerjaannya

pertama petani kelapa sawit yang berhubungan secara langsung dengan industry pengolahan kelapa sawit dan memiliki sepetak kebun sawit. Ini lazim disebut petani plasma.

kedua petani kelapa sawit yang memiliki hubungan langsung dengan industry pengolahan kelapa sawit, ini lazim disebut buruh kebun.
ketiga petani yang memiliki lahan kebun kelapa sawit tanpa memiliki hubungan secara tidak langsung hanya dalam penjualan hasil TBS nya lazim disebut dengan petani swadaya. Sedangkan yang mengolah TBS menjadi Crude Palm Oil (CPO) maupun karnel mereka sering disebut dengan buruh industry.

Petani kelapa sawit yang di bajak

Petani kelapa sawit memiliki posisi yang strategis dan bahkan sebagai pahlawan bagi krisis energy dunia serta memiliki peran penting untuk menopang kehidupan serta kebutuhan umat manusia di manapun berada. Namun demikian, peranan yang demikian besar untuk menghasilkan barang – barang yang diperlukan oleh umut manusia tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit. Penyebabnya adalah hasil kerja yang seharusnya diperoleh petani kelapa sawit sebagian dicuri oleh segelintir orang. Secara kwantitas, mayoritas dicuri oleh segelintir orang yang minoritas. Situasi tersebut merata didalam sistem perkebunan kelapa sawit skala besar.

Dampak yang dihasilkan dari corak penghisapan sistem perkebunan kelapa sawit skala besar telah menyebabkan keadaan petani kelapa sawit berada dalam situasi yang mengenaskan, kesejahteraan ekonomi bagi petani kelapa sawit hanyalah ilusi yang tidak pernah menjadi kenyataan. Karena hasil dari kerja produksinya tidak dapat untuk mencukupi kebutuhan kehidupannya. Potensi politik yang besar, yang dimiliki oleh petani kelapa sawit dan buruh telah dibajak kesadarannya hanya untuk mengamankan serta melanggengkan system tersebut. Segelintir orang yang direperesentasikan oleh Perusahaan – Perusahaan Perkebunan kelapa sawit Skala Besar, tidak sebatas mengeksploitasi hasil ekonomi saja numun juga memanipulasi aspirasi politik petani kelapa sawit maupun buruh dengan cara memobilisasikannya untuk membuat kesepakatan – kesepakatan dengan elite politik yang ada.

Menghentikan penghisapan itu melalui “menjadikan petani sebagai Aktor”

Tinjauan yang terpapar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keadaan tersebut tidak mencerminkan tatanan masyarakat yang demokratis, walaupun banyak yang bilang bahwa saat ini kita berada didalam tatanan demokratis. Pandangan yang kami maksud dengan tatanan mayarakat demokratis adalah sebuah tatanan yang memberikan kesempatan bagi mayoritas untuk mengapresiasikan aspirasinya baik aspirasi ekonomi, aspirasi politik maupun aspirasi kebudayaannya. Namun karena terhambat oleh system perkebunan skala besar kelapa sawit aspirasinya tersumbat, sehingga tidak dapat mengembangkan kehidupan dirinya maupun kolektifnya sebagai petani kelapa sawit maupun buruh kebun. Perkembangan sosial yang terhambat berdampak sangat luas tidak semata dirasakan oleh dirinya maupun kolektifnya namun juga menjadi penyebab tidak berkembangnya bangsa ini kearah yang lebih maju.

Atas soal yang demikian maka solusi untuk memajukan masyarakat yang terkait didalam system perkebunan kelapa sawit skala besar maupun untuk memajukan masyarakat bangsa secara umum, dengan menjadikan petani kelapa sawit sebagai pemeran utamanya. Tentunya dengan menjalin kerjasama dengan buruh – buruh perkebunan maupun buruh yang bekerja diindustri perkebunannya. Dengan menjadikan petani kelapa sawit sebagai actor sudah pasti dapat menjamin produksi TBS nya berlipat ganda, tidak seperti sekarang ini yang hasil TBS nya belum dapat memenuhi standar produksi. Alasannya, petani kelapa sawit sebagai golongan mayoritas dan sejak awal telah bekerja secara langsung didalam perkebunan kelapa sawit. petani kelapa sawit tentunya sudah pasti memliki pengalaman empirik untuk mendapatkan hasil TBS lebih melimpah serta kebunnya dapat terjaga dengan baik.

Dengan menjadikan petani kelapa sawit sebagai actor utama didalam sistem perkebunan kelapa sawit dapat menjamin kenaikan taraf kesejahteraan ekonominya. Pertumbuhan pun akan tercapai secara merata di petani kelapa sawit dalam satu wilayah dan berdampak pada peningkatan roda ekonomi secara luas dan akan berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat.

Dengan demikian tidak berlebihan jika kita harus terus mendorong petani kelapa sawit beserta buruh perkebunan menjadi actor utama didalam system perkebunan. Untuk meletakkan petani kelapa sawit dan buruh didalam system perkebunan sebagai actor utama caranya hanya dengan merubah system tersebut. Karena tanpa merubah system tersebut akan sangat sulit untuk menempatkan petani kelapa sawit dan buruh sebagaimana mestinya, sebab akar dari segala permasalahan yang muncul didalam perkebunan kelapa sawit justru pemicunya adalah system perkebunan kelapa sawit itu sendiri.

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat