RSS Feed

Berita Pertanian : Usul Bea Masuk Impor Kedelai Perlu Kajian Matang

Posted by Flora Sawita Labels: , , , , , ,







Jakarta. Usul Kementerian Pertanian agar bea masuk impor kedelai kembali diterapkan perlu dikaji ulang. Hal itu karena pasokan dalam negeri masih belum mencukupi. Dikhawatirkan, penerapan bea masuk akan membebani industri yang mengandalkan bahan baku utama kedelai.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh menanggapi usul Kementerian Pertanian agar bea masuk impor kedelai diterapkan. ”Kami harus hati-hati dalam menilai pasokan sudah normal dan aman. Apakah dilihat dari harga atau jumlah pasokan yang tersedia,” kata Deddy di Jakarta, Rabu (13/4).

Menurut dia, kehatian-hatian tersebut sangat penting mengingat kedelai menjadi bahan baku utama industri rumah tangga (tahu, tempe, kecap), serta industri pakan ternak. ”Bila harga kedelai tinggi, biaya produksi naik sehingga otomatis harga jual ikut naik,” katanya.

Naiknya harga jual akan membebani konsumen dan mendongkrak inflasi. Inflasi tinggi membuat angka kemiskinan naik. ”Dampak ikutannya bisa banyak. Misalnya saja pakan ternak, kalau harganya naik otomatis peternak ayam akan teriak. Belum lagi konsumen tahu-tempe yang selama ini mendominasi. Makanya butuh kajian matang dan mendalam,” tambah Deddy.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pihaknya tengah mengkaji penerapan kembali bea masuk kedelai Saat ini, tarif bea masuk impor kedelai 0 persen.

Sementara itu, mantan Kepala Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang, Prof Dr Subandi, mengatakan, petani tidak akan pernah tertarik menanam kedelai jika harganya tidak mencapai kondisi 2,5 kali harga jagung atau 1,5 kali harga beras karena kompetisi tiga tanaman padi, kedelai, dan jagung di atas tanah sawah. Artinya, kebutuhan kedelai nasional sekitar 2 juta ton bagi Indonesia harus dipenuhi dari impor.

”Penyebab terus terpuruknya produksi kedelai nasional bukan karena keluhan soal mutu, melainkan karena banjir impor yang terjadi sejak dekade 1990-an,” katanya.

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News AGRIBISNIS APINDO Africa Agriculture Business Agriculture Land Argentina Australia Bangladesh Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita Riau Today Berita Tempo Berita riau terkini Biodiesel Bursa Malaysia CPO Tender Summary Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn Cotton Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja MPOB Malaysia Meat News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis PENGUPAHAN PERDA Pakistan Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit Penawaran menarik Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI RSPO Rice SAWIT Serba-serbi South America Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight USA Ukraine Usaha benih Vietnam Wheat benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul bibit sawit unggul biofuel biogas budidaya sawit corporation palm oil pembelian benih sawit perburuhan pertanian soybean umum varietas unggul