RSS Feed

alanologi

Posted by Flora Sawita

alanologi - Balada Bandar Udara
garudaKalau Anda sering bepergian, pasti Anda sudah pernah melihat banyak Bandara. Bandara mana yang jadi favorit Anda? Buat saya, Bandara adalah representasi bangsa. Lihat saja Bandara Changi Singapura! Bandara Asia yang menyapa saya setiap kali pulang dari benua Eropa atau Amerika ini sangat ‘Asia’ rasanya. Kalau di Bandara Eropa kebanyakan orang menenteng tas kecil dan tidak bawa banyak gembolan, di Changi inilah suasana ‘Asia’ - yang berarti gila belanja - mulai semarak. Toko dimana-mana, walaupun harganya mahal tapi tetap diserbu pembeli. Bangunannya pun megah, cantik, dengan karpet yang tak kalah mewah dengan mal-mal modern di Jakarta. Inilah Singapura: memang kecil, tapi cantik, diurus dengan baik, sampai detil terakhir! Dan - siap-siap saja kantong Anda akan terkuras, betapapun Anda menahan diri untuk tidak belanja.
Bagaimana dengan Frankfurt? Jangan harap Frankfurt akan meniru Singapura. Di Frankfurt, yang ada bukan masalah keramahan atau cari uang - negara ini seolah tidak butuh uang! Yang penting adalah kepraktisan, kecanggihan, dan efisiensi. Suara yang mengumumkan panggilan bukan suara manusia, melainkan suara mesin yang tertata rapi, seragam. Interior bandara jauh dari kesan mal - didominasi oleh besi-besi raksasa yang saling menyilang, dengan lampu-lampu besar hemat energi yang memberikan penerangan persis ambang nyaman mata manusia (catatan: lampunya tidak menghadap ke lantai, tapi memantul ke langit-langit). Semuanya dihitung dengan rapi, bersih, dan sangat efisien. Sesekali lewat petugas bandara yang naik sepeda atau menggunakan mobil listrik - hati-hati kalau lewat di depannya, bisa ditabrak saking cepatnya! Lewat bandara yang menjadi jantung transportasi Eropa Barat ini, jutaan orang setiap harinya dilayani dengan cepat, efisien, dan tepat waktu. Orang Asia seperti saya, akan langsung ciut hanya dengan melihat konstruksinya saja…
Bagaimana dengan Amerika? Nah, yang ini lain lagi, contohnya Bandara San Francisco di California. Ini Amerika bung, waktu kita naik getek menyebrang sungai, mereka sudah bolak-balik terbang naik pesawat. Buat mereka, naik pesawat seperi naik bis saja! Kalau di Benua Eropa orang-orang selalu tepat waktu, disini lain - naik bis saja kok repot? Di setiap counter cek in, selalu terdapat gerombolan orang yang datang terlambat. Tanpa rasa bersalah, seseorang malah mengaku “I’m runnin’ late dude, lemme know the next plane, will ya?” Wow! Santai benar. Kalau di Frankfurt kita merasa asing dengan bahasa, disini kita aman: bahasa Inggris ada, bahasa Cina ada, Spanyol juga ada - tergantung darimana asalnya. Jadi, pelanggan adalah raja! Inilah letak spirit kapitalisme Amerika. Dimana-mana suasananya hangat, orang-orang duduk mengobrol, dengan banyak toko dan kafe kecil yang menjual suvenir. Tidak terlalu mewah seperti Singapura, namun lebih akrab dari Frankfurt.
Nah, satu ini adalah bintang baru: Shanghai. Bangkit dari puing-puing, Shanghai seperti meteor di langit malam kemajuannya. Bandara Pudong berdiri megah menjulang tinggi dengan tiang-tiang yang seolah tertancap di langit-langitnya. Semuanya simpel, sederhana, namun fungsional. Layar-layar besar bertuliskan huruf mandarin yang berganti menjadi bahasa inggris silih berganti memberikan pengumuman penting. Pengumuman bahasa mandarin yang berlagu sempurna, terdengar seperti orang menyanyi: „Shanghai Han Kung Kung Se….“ (yang artinya maskapai penerbangan Shanghai). Negara ini kerajingan perangkat elektronik: dari berbagai macam display, layar LCD, sampai perangkat pemberi nilai untuk petugas imigrasi: apakah servisnya bagus, kurang ramah, atau tidak sopan. Hebat bukan?
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Untungnya, walaupun sudah cukup tua, Bandara Soekarno-Hatta menurut saya adalah representasi Indonesia yang cukup baik. Satu hal yang paling saya sukai dari Bandara Soekarno-Hatta adalah konsep anjungannya yang menghadap ke taman: seolah berkata bahwa ini negara yang alamnya indah, dan tidak perlu bangunan canggih untuk menunjukkannya: cukup buat taman saja, sudah akan hijau sepanjang tahun. Kalau sedang menunggu pesawat, bahkan di terminal 1 yang tanpa AC pun duduk memandangi taman menjadi hiburan tersendiri. Setiap ruangan memiliki tema: Aceh, Jawa, atau Sumatra - dengan tiang-tiang besar dan ukiran khas di langit-langitnya. Cantik! Dimana ada tempat, bata-bata merah disusun sebagai elemen tembok, mengingatkan orang akan arsitektur bata merah Bali yang cantik. Yang agak mengganggu pemandangan hanya beberapa bagian tembok dari semen yang terkesan suram, papan petunjuk kuning yang lampunya mati, dan - mohon maaf - petugas yang galak berlagak seperti polisi kesiangan (mohon maaf, bahkan Shanghai yang tadinya lebih galak petugasnya, kini sudah jauh lebih ramah!).
Nah, mengapa kita tidak merawat bandara kita yang sebenarnya cantik ini? Caranya sederhana saja - tunjukkan identitas alam kita yang nan indah bersemi! Dinding yang kosong bisa dihiasi foto-foto dari tempat wisata terkenal di Indonesia. Ide yang cukup baik adalah meletakkan akuarium di kamar mandi - sebuah ide yang sederhana, namun tepat sasaran. Apalagi kini ada akuarium air laut raksasa di terminal dua - sampai beberapa wisatawan asing begitu terpana menyaksikannya berlama-lama. Yang juga perlu dirawat adalah kamar mandinya - kadang-kadang terlihat suram. Jadi, kita sebenarnya beruntung punya Bandara Soekarno-Hatta yang dirancang timeless, dengan taman-taman yang cantik. Perlu usaha sedikit saja, untuk membuat bandara ini layak sebagai wajah Indonesia bagi dunia internasional. Maukah kita melakukannya?
(foto dari garuda-indonesia.com)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat