Pemanfaatan Tankos Sawit sebagai Media Tanam Jamur Merang
Rabu, 18-06-2008
*cw 08
Tandan kosong (tankos) kelapa sawit yang merupakan limbah perkebunan sawit, ternyata sangat baik dimanfaatkan sebagai media tanam bagi jamur Merang, dan jamur lain yang memang bisa dikonsumsi manusia. Demikian diungkapkan oleh Ketua Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (USU), Abdul Rauf, kepada MedanBisnis, Selasa (17/6), di ruang kerjanya.
Dikatakannya, selama ini tankos dibiarkan melapuk di lahan kebun sawit. Hal ini sebenarnya mengganggu pertumbuhan sawit yang akan ditanam selajutnya, karena tankos membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.
“Untuk mengomposkan bahan-bahan yang mudah lapuk saja butuh waktu tiga bulan. Apalagi tankos yang mempunyai serat yang banyak, malah bisa sampai enam bulan,” katanya.
Menurutnya, jika tankos dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat bahkan tanaman bisa mati, karena terjadi proses imobilisasi.
“Imobilisasi berarti unsur hara di dalam tanah yang seharusnya diserap oleh akar tanaman untuk kebutuhan fotosintesis, malahan diambil oleh mikroba yang berkembang pesat akibat tankos yang tidak dibersihkan dari lahan,” ujarnya.
Dulu, lanjut Abdul Rauf, tankos dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sawit. Pupuk diperoleh dengan membakar tankos untuk memanaskan ketel, sehingga ada istilah abu janjang. Abu janjang inilah yang dipakai untuk pupuk sawit. Tetapi kadar kalium dalam pupuk ini sangat tinggi dan merusak lingkungan.
“Sementara ada juga pengusaha perkebunan sawit yang mengambil cara praktis yaitu dengan membakar lahan sawitnya untuk membersihkan tankos tadi. Tetapi membakar lahan sawit jelas merusak lingkungan, karena itu membakar lahan sudah dilarang oleh pemerintah,” jelas Abdul Rauf.
Dikatakannya, selama ini, jamur merang dibudidayakan pada media jerami, blotang (ampas tebu, red), serbuk gergaji, dan kayu. Dan media tankos ternyata mempunyai unsur hara yang juga dibutuhkan oleh jamur. Karena itulah, pemanfaatan tankos sebagai media tanam bagi jamur sangat baik untuk dikembangkan.
“Nah sekarang, saya berpikir dengan memanfaatkan tankos sebagai media tanam jamur bisa mengatasi problema di perkebunan kelapa sawit,” tambahnya.
Pemanfaatan Tankos
Menyikapi hal ini, Departemen Ilmu Tanah akan mengadakan pelatihan budidaya jamur dengan media tankos. Pelatihan ini akan diadakan pada 28-29 Juni 2008 di Tebingtinggi.
Menurut Abdul Rauf, pemanfaatan tankos untuk media budidaya jamur merang sudah dilakukan oleh kelompok masyarakat di Tebingtinggi. Departemen Ilmu Tanah akan membawa mahasiswa ke lokasi ini untuk diberi pelatihan. “Sebenarnya, kita akan mengadakan pembekalan praktik kerja lapangan (PKL) kepada mahasiswa, tetapi dalam pembekalan ini, kita memberikan pelatihan seperti ini kepada mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, selain hal ini mampu mengatasi problema perkebunan sawit, ini juga untuk menambah wawasan mahasiswa dalam hal wirausaha.
“Nantinya kita juga ingin membuat semacam budidaya jamur dengan media tankos di departemen ilmu tanah ini. Yah, ini juga bisa jadi ajang bagi mahasiswa untuk berwirausaha,” katanya.
Abdul Rauf lebih jauh mengatakan, pelatihan yang akan dilakukan ini juga bisa diikuti oleh mahasiswa di luar mahasiswa departemen ilmu tanah USU. “Mahasiswa lain juga boleh ikut, boleh menghubungi kami,” katanya.
*cw 08
Tandan kosong (tankos) kelapa sawit yang merupakan limbah perkebunan sawit, ternyata sangat baik dimanfaatkan sebagai media tanam bagi jamur Merang, dan jamur lain yang memang bisa dikonsumsi manusia. Demikian diungkapkan oleh Ketua Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (USU), Abdul Rauf, kepada MedanBisnis, Selasa (17/6), di ruang kerjanya.
Dikatakannya, selama ini tankos dibiarkan melapuk di lahan kebun sawit. Hal ini sebenarnya mengganggu pertumbuhan sawit yang akan ditanam selajutnya, karena tankos membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.
“Untuk mengomposkan bahan-bahan yang mudah lapuk saja butuh waktu tiga bulan. Apalagi tankos yang mempunyai serat yang banyak, malah bisa sampai enam bulan,” katanya.
Menurutnya, jika tankos dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat bahkan tanaman bisa mati, karena terjadi proses imobilisasi.
“Imobilisasi berarti unsur hara di dalam tanah yang seharusnya diserap oleh akar tanaman untuk kebutuhan fotosintesis, malahan diambil oleh mikroba yang berkembang pesat akibat tankos yang tidak dibersihkan dari lahan,” ujarnya.
Dulu, lanjut Abdul Rauf, tankos dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sawit. Pupuk diperoleh dengan membakar tankos untuk memanaskan ketel, sehingga ada istilah abu janjang. Abu janjang inilah yang dipakai untuk pupuk sawit. Tetapi kadar kalium dalam pupuk ini sangat tinggi dan merusak lingkungan.
“Sementara ada juga pengusaha perkebunan sawit yang mengambil cara praktis yaitu dengan membakar lahan sawitnya untuk membersihkan tankos tadi. Tetapi membakar lahan sawit jelas merusak lingkungan, karena itu membakar lahan sudah dilarang oleh pemerintah,” jelas Abdul Rauf.
Dikatakannya, selama ini, jamur merang dibudidayakan pada media jerami, blotang (ampas tebu, red), serbuk gergaji, dan kayu. Dan media tankos ternyata mempunyai unsur hara yang juga dibutuhkan oleh jamur. Karena itulah, pemanfaatan tankos sebagai media tanam bagi jamur sangat baik untuk dikembangkan.
“Nah sekarang, saya berpikir dengan memanfaatkan tankos sebagai media tanam jamur bisa mengatasi problema di perkebunan kelapa sawit,” tambahnya.
Pemanfaatan Tankos
Menyikapi hal ini, Departemen Ilmu Tanah akan mengadakan pelatihan budidaya jamur dengan media tankos. Pelatihan ini akan diadakan pada 28-29 Juni 2008 di Tebingtinggi.
Menurut Abdul Rauf, pemanfaatan tankos untuk media budidaya jamur merang sudah dilakukan oleh kelompok masyarakat di Tebingtinggi. Departemen Ilmu Tanah akan membawa mahasiswa ke lokasi ini untuk diberi pelatihan. “Sebenarnya, kita akan mengadakan pembekalan praktik kerja lapangan (PKL) kepada mahasiswa, tetapi dalam pembekalan ini, kita memberikan pelatihan seperti ini kepada mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, selain hal ini mampu mengatasi problema perkebunan sawit, ini juga untuk menambah wawasan mahasiswa dalam hal wirausaha.
“Nantinya kita juga ingin membuat semacam budidaya jamur dengan media tankos di departemen ilmu tanah ini. Yah, ini juga bisa jadi ajang bagi mahasiswa untuk berwirausaha,” katanya.
Abdul Rauf lebih jauh mengatakan, pelatihan yang akan dilakukan ini juga bisa diikuti oleh mahasiswa di luar mahasiswa departemen ilmu tanah USU. “Mahasiswa lain juga boleh ikut, boleh menghubungi kami,” katanya.
1 comments:
mohon dijelaskan, bagaimana cara memanfaatkan tankos ini untuk budidaya jamur merang, apakah harus di jadikan iber dulu, atau langsung tankosnya untuk alas tumbuh jamur. terima kasih.
Posting Komentar