RSS Feed

BURUNG HANTU SEBAGAI PENGANDALI HAMA TIKUS PADA KELAPA SAWIT

Posted by Flora Sawita Labels:


Di Indonesia, pemanfaatan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus pertama kali dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dan cukup berhasil. Selanjutnya dikembangkan di beberapa wilayah di Propinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan wilayah propinsi lain di Indonesia.

Walaupun jumlah tingkat keberhasilan secara kuantitatif tidak diketahui, namun dirasakan efektif untuk mengendalikan tikus sawah. Adapun keuntungan dari menggunakan burung hantu sebagai pengendali tikus adalah mampu menekan populasi tikus secara ekfektif dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Serta tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar, serta meningkatkan efisiensi waktu petani.

Burung hantu aktif di malam hari, bersembunyi di siang hari, menghuni lubang pohon, atap gedung, juarang atau tebing karang, pohon daerah pertanaman namun tidak pernah dijumpai bersarang di atas tanah. Dapat bersarang pada kandang buatan, dan bisa dikembangkan pada daerah persawahan, lokasi pertanian padi yang disekitarnya banyak pepohonan. Hewan ini tidak bersifat migratori dan umumnya sebagai binatang penetap. Burung hantu mampu terbang sejauh 12 km dan mampu menemukan mangsanya dari jarak 500 m, indera pendengarannya dan penglihatannya sangat tajam pada malam hari.

Pemeliharaan Burung Hantu
Untuk di lokasi yang baru, burung yang dipelihara adalah buruh hantu yang masih muda berumur kurang lebih 1 (satu) bulan. Hal ini dilakukan karena jika yang dipelihara burung hantu yang sudah bisa terbang dikhawatirkan akan hilang. Minimal satu pasang ditempatkan pada gupon (sarang) berada di sekitar lahan pertanaman sawit. Burung hantu yang dipelihara diberi makanan tikus setiap hari agar terbiasa dengan lingkungannya sampai burung hantu tersebut mampu mencari makanannya sendiri. Anak burung hantu baru akan mencari makanananya sendiri setelah berumur 7 minggu.

Bila burung hantu mulai bertelur maka dipersiapkan gupon yang baru sebagai calon sarang baru bagi keturunannya dan pada saat anak burung hantu sudah dapat terbang maka akan memisahkan diri dari induknya dan mencari tempat atau sarang baru sebagai tempat tinggalnya.Pemindahan keturunan baru ke aeral lainnya dapat dilakukan dengan cara seperti tahapan tersebut di atas (Disadur dari liflet “Burung Hantu sebagai pemangsa Tikus yang diterbitkan oleh Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan).

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat