RSS Feed

produksi bubur kertas diatas kehancuran hutan

Posted by Flora Sawita

Jutaan kubik demi kebutuhan produksi setiap saat bisakita lihat di perairan sungai (Siak Butoon) kayu yang belum menuai umur darikelasnya di renggut dari tanah kesuburan, ratusaan ekosistem hancur bahkanbeberapa populasi terancam kepunahan. Semua itu demi berjalanya bisnis Pulp andPaper yang di rajai orang orang yang tak peduli akan kelangsungan populasididalamnya, hujan yang tadinya menyuburkan hutan, bumi kini berubah menjadisuatu ancaman bencana, menuai derita  bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutanyang telah rapuh, binatang-binatang yang kehilangan tempat berteduh kinimenjarah kepemukiman warga. Menjadi ancaman bagi mereka yang bertahan danmengantung kan hidupnya di hutan.

Kapal kapal pengangkut kayu ini tak pernah kosong diperairan sungai yang memhubungkan dengan laut lepas, tak kala diantara puluhankapal ini hanya 3 diantaranya yang tak memiliki muatan, selebihnya siapdikirmkan ke pabrik penghancur hutan.

Diantara lahan yang dimiliki Desa Teluk Lanus Kab, Siak.   menjadisaksi kehancuran hutan yang di garap oleh perusahaan bubur kertas, denganbersenjatakan surat ijin Kemenhut, ratusan Ha di sapu bersih tanpa adapengecualian, puluhan kanal di buat dengan cara mengali tanah, serta mertaseakan akan menjadikanya sebuah sungai yang bisa dibawa masuk kapal terbesaryang mereka miliki. Kanal kanal itu digunakan untuk mengeluarkan kayu yangtelah mereka zinahi dari tanahnya, mengangkutnya tanpa sisa.

Kerugian yang ditimbulkan jika di bandingkan dengan biayapajak yang mereka bayar tak lah dapat menghapus derita masyarakat yangkehilangan mata pencarian, belum lagi kerugian lahan mereka yang kerap menjadikorban dari kebakaran lahan, bencana banjir dan lainya.
Sebagian warga desa ini mengantungkan hidupnya dari hasilhutan, dan di hutan juga mereka yang bekerja sebagai penjerat burung terpaksaharus gigit jari, karena tiada lagi tempat burung bermain.

Secara mengelobal suhu bumi semakin panas, hutan tadinyayang menjadi tameng pelingdung dari lapisan lapisan ozon tak lagi mampu menahanpanas yang menyengat bumi.
Jutaan kubik karbon terlepas ke udara, kegersangan tanahgambut membuat ancaman baru bagi mereka yang tahu..
Semua ini terjadi untuk melancarkan bisnis pulp andpaper.
Jadi kurangilah mengunakan kertas, karena dengan membelikertas kita ikut mensupport kehancuran hutan. Tiada alasan untuk jenis kayu. Sebelummereka menganti akasia mereka telah memusnahkan ciptaan tuhan yang mahasempurna...


0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat