MEDAN: Asian Agri membantu mempersiapkan diri petani plasma di Pelalawan, Riau, untuk melakukan replanting tanaman sawitnya dengan mengajak petani itu melihat kebun inti di Desa Bahilang, Serdang Bedagai, Sumatra Utara.
“Kunjungan ke kebun inti dan memberikan edukasi soal replanting menggunakan bibit unggul, perawatan dan memanen secara benar dan baik diharapkan membantu petani benar-benar siap melakukan replanting tanaman sawitnya sekitar lima tahun lagi,” kata Humas Asian Agri Lidia Veronika di Medan,
Kunjungan ke kebun inti, sosialisasi dan memberikan apresiasi dengan mengajak 30 petani dari Riau itu berwisata ke Danau Toba, Parapat beberapa waktu lalu.“Kunjungan ke kebun inti dan memberikan edukasi soal replanting menggunakan bibit unggul, perawatan dan memanen secara benar dan baik diharapkan membantu petani benar-benar siap melakukan replanting tanaman sawitnya sekitar lima tahun lagi,” kata Humas Asian Agri Lidia Veronika di Medan,
Replanting tanaman harus dilakukan agar petani itu bisa tetap menikmati keuntungan dari tanamannya.
“Sebagai perusahaan yang mempunyai komitmen tinggi terhadap keberlangsungan petani plasma, Asian Agri merasa perlu melakukan sosialisasi replanting dengan mengajak petani plasma langsung melihat ke kebun inti ,” katanya.
Di kebun inti itu petani melihat langsung tanaman sawit yang sehat dengan produksi yang bagus dan banyak karena menggunakan bibit unggul dan perawatan yang baik dan benar .
Kunjungan petani plasma dari Kebun Buatan di Pelalawan, Riau itu, langsung mendapat edukasi dari Manajer Kebun Bahilang, Haditanto mulai dari soal pemilihan bibit, cara menanam, memupuk hingga memanen.
Haditanto menjelaskan, bibit unggul yang ditanam di Kebun Bahilang itu merupakan bibit Topaz, Riau, yang merupakan produksi grup usaha Asian Agri.
Bibit Topaz, memiliki beberapa keunggulan seperti lebih cepat berproduksi dan memiliki produktivitas yang tinggi.
Pada tanaman menghasilkan (TM), kata dia, di tahun pertama bisa menghasilkan rata-rata 22,5 ton per hektare per tahun.
Sementara di TM kedua, rata-rata 31,1 ton per hektare per tahun dan TM ketiga bisa mencapai 33 ton per hektare per tahun.
“Produktivitas tanaman dari bibit Topaz jauh lebih tinggi dari bibit yang beredar di pasaran.” katanya.
Untuk memotivasi petani plasma yang didampingi Head Plasma Asian Agri, Pengarapen Gurusinga dan Head CSR Asian Agri, Rafmen. petani itu juga diberikan pelatihan dengan tema “Sukses Dalam Kemitraan Yang Harmoni”.
Pelatihan itu bertujuan agar tercipta kemitraan yang harmonis dan berkelanjutan antara para petani plasma dengan Asian Agri.
Sementara sosialisasi replanting dilakukan pejabat Dinas Perkebunan Riau, Longgo Siregar.
Head Plasma Asian Agri Pengarapen Gurusinga menyebutkan Asian Agri sendri siap untuk menjadi pelaksana teknis dalam pelaksanaan replanting petani tersebut yang rata-rata sudah harus dilakukan dalam lima tahun ke depan.
Asian Agri merupakan salah satu peserta awal dalam program kemitraan nasional di tahun 1987, dimana membantu pemerintah Indonesia dalam pengembangan PIR-Trans dan skema koperasi lokal Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA).
Dewasa ini Asian Agri memiliki lahan seluas 100.000 hektare di Sumut, Riau dan Jambi, bermitra dengan 29.000 keluarga petani kecil dan koperasi lokal yang mengoperasikan 60.000 hektare lahan perkebunan. (antara)/BS
0 comments:
Posting Komentar