AYAM NUNUKAN
Posted byDiantara sekian banyak sumberdaya alam di Nunukan maka Ayam Nunukan dapat dikatakan salah satu diantaranya. Jenis ayam buras yang di kembangkan di Nunukan ini merupakan jenis ayam yang berasal dari Tawau, Malaysia. Ayam Nunukan adalah ras ayam lokal, yang dikenal di Nunukan, Tarakan, dan Tawau. Ciri khas ayam ini adalah bulu utama (pluma) sayap dan ekor tidak/lambat berkembang, sehingga tampak tidak berekor. Ciri lainnya yang dominan warna bulu coklat kemerahan dengan bagian ujung hitam (tipe Columbian). Warna sisik ceker (kaki) kuning atau putih. Ayam Nunukan baik untuk pedaging dan petelur, produksi telur rata – rata lebih tinggi dari pada ayam buras biasa. Meskipun berdasarkan cerita ayam ini didatangkan oleh imigran dari Tiongkok Selatan, ayam Nunukan secara genetik memiliki kemiripan dengan ras Rhode Island Red, ayam ras yang dikembangkan di Amerika Serikat.
Kekhasan ayam Nunukan terutama nampak pada ayam jantannya. Ayam Nunukan jantan mempunyai sosok yang besar, tegap, tetapi terlihat kurang gagah karena bulu sayapnya dan ekornya tidak tumbuh sempurna. Bulu ekornya kelihatan pendek sehingga tampak seperti terpotong. Berbeda dengan yang jantan, bulu sayap dan ekor ayam Nunukan betina tumbuh sempurna. Warna bulunya kuning agak kecoklatan atau kombinasi dari warna – warna tersebut. Berat badan ayam jantan dewasa bisa mencapai 4 kg, dan betina dewasanya 1,9 kg. Untuk petelur biasanya dipilih ayam betina yang berbulu ekor panjang karena daya bertelurnya lebih tinggi. Umur pertama bertelur kurang dari 5 bulan. Produksi telur rata - rata per tahun sekitar 130 – 150 butir dengan berat 47,5 gram per butir.
Ayam Nunukan merupakan salah satu sumber plasma nutfah lokal Propinsi Kalimantan Timur yang keberadaannya sudah sangat langka dan terancam punah. Pola pemeliharaan yang umumnya masih bersifat tradisional, menyebabkan ayam ini mengalami penurunan produktivitas dan mutu genetik karena bercampur dengan ayam buras lainnya. Pada saat ini pemanfaatan sumberdaya genetik ayam Nunukan sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk memperoleh ayam buras unggul yang adaptif, produktif dan sifat unggul lain. Sebagaimana diketahui bahwa produktivitas ayam sangat ditentukan oleh kualitas genetik, pakan dan lingkungan. Oleh sebab itu, salah satu cara awal untuk meningkatan mutu genetik ayam Nunukan saat ini yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan yang bekerjasama dengan BPTP Sempaja adalah dengan cara penerapan program seleksi dan hibridisasi. Seleksi akan meningkatkan frekuensi gen – gen yang diinginkan dan menurunkan frekuensi gen – gen yang tidak diinginkan. Tujuannya agar kedepan hasil seleksi ini diharapkan dapat dipergunakan untuk mendapatkan ayam buras strain baru, mempunyai sifat – sifat unggul yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik untuk ayam buras penghasil telur maupun penghasil daging. Selain masalah mutu genetik, masalah pakan juga memegang peranan dalam peningkatan produktivitas ternak. Biaya terbesar terletak pada pakan yang mencapai 80 persen dari semua input produksi. Oleh karena itu maka perlu dilakukan usaha - usaha memanfaatkan pakan lokal sebagai pakan alternatif.
Hingga saat ini berbagai upaya dilakukan oleh Dispertanak Nunukan untuk mempertahankan eksistensi ayam Nunukan telah dilaksanakan, diantaranya adalah meningkatkan produktivitas sebagaimana tersebut diatas. Usaha – usaha peningkatan tersebut diharapkan akan memberikan hasil yang signifikan jika didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik. Drh. Rais Kahar, Kasi Kesehatan Ternak pada Dispertanak Nunukan, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah telah menganggarkan penjagaan plasma nutfah ayam Nunukan agar tidak punah, diantaranya menjaga kesehatan ayam Nunukan dengan kontrol secara berkala. Sebagaimana penyakit ayam pada umumnya, ayam Nunukan juga mudah terserang snot, ND, pullorum dan cholera. Tingkat penjagaan terhadap plasma nutfah ini semakin diperketat seiring dengan merebaknya wabah flu burung, yang dikhawatirkan akan memusnahkan populasi ternak ini.
Pembudidayaan/pengembangan ayam Nunukan yang dilaksanakan oleh Dispertanak Nunukan dimulai sejak tahun 2004, dimana sumber plasma nutfahnya diperoleh dari galur murni di Tarakan dan masyarakat Nunukan sendiri. Dari hasil pembudidayaan ini, berhasil dikembangkan menjadi 500 ekor pada tahun 2008 dan telah didistribusi ke masyarakat. Di tahun 2011 ayam Nunukan kembali di kembangbiakkan dan telah diperoleh indukan 120 ekor. Seperti ayam buras pada umumnya, ayam Nunukan mengerami telurnya selama 21 hari, namun karena sifat mengeramnya yang kurang maka tingkat keberhasilan penetasan melalui indukannya seringkali kurang berhasil. Untuk mengantisipasi hal ini maka penetasan dilakukan melalui mesin penetas atau induk ayam buras biasa. Dari penetasan dengan mesin maka diperoleh hasil 80 – 100 persen, sedangkan dengan cara penitipan kepada induk ayam buras biasa maka diperoleh hasil tetasan sekitar 100 persen. Hingga saat ini Dispertanak masih melakukan kajian/penelitian mengenai ayam Nunukan ini. Diantaranya adalah guna mengoptimalkan pembudidayaan ayam Nunukan, maka dilakukan relokasi dan sterilisasi ayam Nunukan. Tujuannya agar plasma nutfah genetik ayam ini tetap terjaga dan tidak terjadi perkawinan silang dengan ayam buras lainnya.
Menilik karakter fisik dan fisiologi ayam Nunukan yang berpeluang menjadi plasma nutfah unggulan Kalimantan Timur, maka beberapa langkah telah dilakukan Dispertanak Nunukan untuk menyelamatkan spesies ini, diantaranya : upaya pemurnian galur agar strain ayam Nunukan tetap bisa dipertahankan dan pengurusan sertifikasi atas pengakuan plasma nutfah ayam Nunukan yang berbasis kepada sumberdaya lokal.
0 comments:
Posting Komentar