RSS Feed

Berita Pertanian : Puluhan Hektare Tanaman Kubis Dihancurkan Karena Harga Anjlok

Posted by Flora Sawita Labels: , , , , ,

Berastagi. Puluhan hektare tanaman kubis dihancurkan (dicincang) petani kubis di Kabupaten Karo akibar rendahnya harga komoditas unggulan daerah tersebut.

Pardi Surbakti, petani kubis di Simpang Empat yang di temui, Senin (9/5) di lokasi perladangannya mengaku memiliki 25.000 batang kubis. Dari tanaman itu, hasil panen yang diperoleh berkisar 35 ton. Namun, produksi tersebut terpaksa dirusaknya karena harga kubis anjlok hingga menjadi Rp 150 per kg. “Kita bukan dapat untung malah akan bertambah rugi jika harus memanen kubis tersebut. Jadi, lebih baik kol tersebut kami hancurkan di ladang dan menjadi pupuk organik nantinya,” katanya pasrah.

R Gurusinga, penduduk Berastagi juga melakukan hal yang sama. Menurutnyam di samping harga kol yang murah ada lagi yang paling menyedihkan yaitu tanaman cabai. Harga cabai yang sempat mendapat tanggapan Presiden karena tingginya harganya tersebut kini anjlok serendah-rendahnya. Bahkan saat ini harga jual cabai merah di tingkat petani untuk hari ini (Senin-red) hanya Rp 6.000 per kg.

“Jika harga sayur mayur murah tidak ada satu pun pejabat negara ini yang ikut peduli, semua dilepas dengan harga pasar,” ungkap Gurusinga dan diamini petani lainnya dengan sedih.

Menanggapi hal ini beberapa pihak pengumpul yang ada di Berastagi seperti UD Juma Pintu, T Purba mengatakan, murahnya harga sayur kol ini, di karenakan beberapa daerah telah terjadi panen raya, seperti di Takengon Aceh dan Padang. Yang semuanya tertumpu di pasar Sentral Medan. Sedangkan untuk kualitas ekspor banyak para pengirim tidak melakukan aktifitas. “Apa penyebabnya kami juga tidak tahu,” ungkap Purba.

Purba menambahkan, untuk sekarang ini lebih baik para petani mengikuti program dari para eksportir misalnya dengan sistem kontrak. Di samping harga terjamin, para petani juga terus mendapat pendamping bagaimana membudidayakan tanaman yang baik serta memperoleh hasil yang tinggi. “Jika petani mengikuti harga pasar, ya seperti inilah kejadiannya. Terkadang mahal terkadang murah,” jelasnya.(MB)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat