Palm | Kelapa Sawit

BANDA ACEH. Peserta diskusi Menuju Industri Pengelolaan Perikanan Aceh, mengharapkan cita-cita untuk menghadirkan industri prosesing perikanan dan komoditi perikanan yang diekspor melalui Aceh dapat terwujud.

Karenanya, mereka sepakat membentuk Forum Percepatan Pengembangan Perikanan Aceh lintas sektoral guna mengawal dan menindaklanjuti hasil pertemuan. "Pembentukan forum ini, agar industri perikanan segera hadir di Aceh," sebut Fadhli Ali, pemandu pertemuan itu.

Pertemuan dan Serial Diskusi pembangunan Aceh dengan tema Menuju Industri Pengelahan Perikanan Aceh, yang digagas dan diinisiasi House of Aceh Internasional dan The Aceh Institute, yang digelar kemarin di Banda Aceh.

Kegiatan bekerjasama dengan Bappeda Aceh, Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh, Badan Investasi dan Promosi Aceh serta BPKS itu turut dihadiri pengusaha sukses bidang Perikanan dari Jakarta, Gunadi Ali Marwan.

Gunadi adalah Direktur PT. Margalindo Group yang memiliki industri pengolahan perikanan terpadu di Muara Baru, Jakarta mulai dari industri pakan, prosessing hingga ke pemasaran produk olahan perikanan.

Sekda Aceh T. Setia Budi yang mewakili gubernur pada pembukaan acara tersebut mengatakan selama ini sektor perikanan Aceh masih digarap secara tradisional dan parsial termasuk juga sektor pertanian lainnya.

Sehingga belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan Aceh, walaupun menjadi sumber penghidupan 60 persen rakyat Aceh. Juga proses perniagaan maupun ekspor dilakukan melalui Sumatera Utara, dan nilai tambahnya tidak mengalir ke Aceh.

Pertemuan dan diskusi ini dinilai strategis, karena diperkirakan pelabuhan bebas Sabang (BPKS) dan sejumlah pelabuhan ekspor lainnya seperti Krueng Geukeh, Malahayati, Kuala Idi, Calang di Aceh daratan akan selesai paling lambat tahun 2012.

Karena itu, T.Setia Budi meminta seluruh stakeholder SKPA, pengusaha, perbankan, pemerintah kabupaten/kota serta masyarakat untuk bekerja keras, serius mewujudkan impian menuju masyarakat Aceh yang makmur dan sejahtera.