Jakarta - Perusahaan kelapa sawit PT Smart Tbk akan menanamkan investasi Rp2,3 triliun untuk perluasan pabrik industri hilir kelapa sawit di kawasan Marunda Center International Warehouse & Industrial Estate hingga 2013.
Menurut Komisaris Utama PT Smart Tbk Franky O Widjaja, pabrik yang dikembangkan oleh kelompok usaha Sinarmas ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektare dengan kapasitas pengolahan 300 ribu ton minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/ CPO) per tahun. Setiap tahun mampu menghasilkan 168 ribu ton minyak goreng dan 112 ribu ton margarin per tahun.
"Ini merupakan tahap awal dari rencana investasi sebesar Rp2,3 triliun hingga 2013," katanya dalam Peresmian Pabrik Industri Hilir Sawit di kawasan Marunda Center International Warehouse & Industrial Estate, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/3).
Perusahaan juga sedang melakukan perluasan lahan lima hektare untuk pembangunan pabrik cocoa butter substitute atau bahan pengganti cokelat berkapasitas produksi 140 ribu ton per tahun. "Kami ikut mendorong investasi di industri pengolahan," kata Franky.
Pabrik yang mulai dibangun dua tahun lalu itu dilengkapi dengan sejumlah infrastruktur produksi seperti refinery plant, fractionation plant, semi continous deodorizer plant, laboratorium utama, pemrosesan, tangki penyimpanan, pergudangan, jembatan timbang dan pengolahan limbah.
Sumber: Mediaindonesia.com, 30 Maret 2011
Menurut Komisaris Utama PT Smart Tbk Franky O Widjaja, pabrik yang dikembangkan oleh kelompok usaha Sinarmas ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektare dengan kapasitas pengolahan 300 ribu ton minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/ CPO) per tahun. Setiap tahun mampu menghasilkan 168 ribu ton minyak goreng dan 112 ribu ton margarin per tahun.
"Ini merupakan tahap awal dari rencana investasi sebesar Rp2,3 triliun hingga 2013," katanya dalam Peresmian Pabrik Industri Hilir Sawit di kawasan Marunda Center International Warehouse & Industrial Estate, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/3).
Perusahaan juga sedang melakukan perluasan lahan lima hektare untuk pembangunan pabrik cocoa butter substitute atau bahan pengganti cokelat berkapasitas produksi 140 ribu ton per tahun. "Kami ikut mendorong investasi di industri pengolahan," kata Franky.
Pabrik yang mulai dibangun dua tahun lalu itu dilengkapi dengan sejumlah infrastruktur produksi seperti refinery plant, fractionation plant, semi continous deodorizer plant, laboratorium utama, pemrosesan, tangki penyimpanan, pergudangan, jembatan timbang dan pengolahan limbah.
Sumber: Mediaindonesia.com, 30 Maret 2011
0 comments:
Posting Komentar