XII. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Tanya :
12.1. Apa tujuan Pengendalian Hama Tikus ?
Jawab :
- Meminimalkan kehilangan buah dan kerusakan buah yang disebabkan oleh serangan tikus.
- Mendeteksi kemungkinan peledakan serangan hama tikus sesegera mungkin pada tingkat yang masih rendah melalui patroli yang teratur.
Perlu diwaspadai bila dalam satu hektar ada 5 pokok yang menunjukkan adanya gejala kerusakan akibat serangan hama tikus pada buah dan pelepah.
Tanya :
12.2. Bagaimana Caranya Mengendalikan HAMA TIKUS
Jawab :
Petani harus menditeksi dan mengobservasi tingkat kerusakan di kebun dan keputusan tindakan untuk menggunakan racun tikus tergantung dari hasil temuannya:
1. Jumlah pokok-pokok yang terserang tikus sudah mencapai 5 pokok per hektar dikebunnya
2. Racun tikus diletakan didekat pusat kerusakan di sisi pasar pikul agar mudah terlihat oleh petugas.
3. Semua area serangan harus di racun selama 3 - 4 hari.
4. Satu rotasi penebaran racun harus diikuti oleh satu rotasi penggantian atas racun-racun yang hilang dalam selang waktu 7 hari.
5. Hanya racun yang hilang atau sudah dimakan tikus yang perlu diganti dengan racun baru.
6. Aplikasi penebaran racun lebih kurang memerlukan dosis 0,6 kg racun/ha, Sedang untuk penggantian dosisnya sepetanir 0,4 kg/ha. Dengan demikian total kebutuhan racun lebih kurang 1,0 kg per ha, tergantung dari tingkat serangan dan jenis racun.
7. Satu orang petani dapat menebar racun untuk mengcover 2 ha dalam satu hari.
Tanya :
12.3. Apa dan Dimana Saja Kerusakan yang Disebabkan oleh
Tikus ?
Jawab :
o Nursery
Tikus memakan yang lunak bagian akar atau bakal daun, hingga kecambah mati.
o Tanaman Belum Menghasilkan
Pada tanaman belum menghasilkan, Tikus mulai memakan bagian pelepah terbawah hingga putus seluruhnya. Kadang-kadang tikus memakan bagian atas perakaran yang lunak dan menyebabkan kematian.
o Tanaman Menghasilkan
Tikus menjadi hama yang serius pada Tanaman Menghasilkan, karena memakan Buah masak dan buah mentah. Kadang cirinya dapat dilihat pada brondolan yang jatuh di piringan sudah dalam kondisi luka bekas gigitan tikus.
o Bila tidak di basmi, Populasi Tikus cepat sekali meningkat dari 60 ekor per hektar menjadi 300 ekor selama periode 6 bulan. Pada kondisi ini, 5 – 15 % produksi akan hilang.
Tanya :
12.4. Kiat Apa yang disarankan untuk Mengendalikan Tikus ?
Jawab :
- Para petani bisa bersama sama berternak Burung hantu (Tyto alba) di area kebun dan dibuatkan kandang burung dengan jumlah satu kandang untuk 30 hektar.
- Racun yang digunakan harus jenis anti-coagulant agar tidak meracuni burung hantu atau predator lainnya.
- Petani harus hati hati menempatkan racun dilapangan agar tidak meleset dari sasaran dan sisa racun tidak dibawa pulang.
- Penggunaannya tiap hari harus dicatat oleh Petani dan peng-hitungan pemakaian per hektar perlu dicatat.
- Problem yang sering muncul adalah bila lokasi serangan tikus berada di dekat perumahan, oleh karenanya sebelum racun diaplikasikan, kepala kebun perlu membuat rambu-rambu dari papan ditulisi “AWAS RACUN TIKUS BAHAYA “.
- Tikus sering menyerang bagian buah yang terlindung dan sulit terlihat oleh karenanya, petugas patroli perlu memeriksa lebih teliti bila ada indikasi serangan tikus.
- Implementasi racun tikus, harus juga diberikan di tepi area serangan walaupun belum ada tanda-tanda sudah diserang, untuk menjaga tikus yang menyeberang terkena racun sebelum menyerang tanaman.
Tanya :
12.5. Bagaimana Cara Pengendalian Hama Serangga ?
Jawab :
Pengendalian hama serangga secara benar dapat dicapai hanya dengan patroli secara teratur untuk menditeksi gejala awal serangan sebelum terjadinya outbreak yang meluas, sedangkan managemen hama serangga terintegrasi dapat dicapai dengan mengawasi kebersihan kebun, pengendalian gulma dan memperkaya musuh alami di dalam kebun.
Tanya :
12.6. Apa Yang Dimaksud Dengan Pengendalian Hama
Terintegrasi ?
Jawab :
Pengendalian Hama Terintegrasi adalah Langkah Pencegahan yang dilakukan sebagai berikut :
a) Membuang semua tunggul, akar dan batang bekas tumbangan.
b) Membuang tempat berkembang biaknya hama serangga pada batang kelapa sawit yang tumbang atau ditumbang ( tempat kumbang berkembang biak )
c) Membuang tumbuhan tempat tinggal hama serangga.
d) Kembang biakkan predator dengan melestarikan tumbuhan tempat berkembang biak ( weed management method ).
e) Bersihkan drainase agar tidak ada genangan di lapangan
Tanya :
12.7. Apakah Kumbang Tanduk berbahaya bagi Tanaman
Sawit?
Jawab :
Kumbang Tanduk atau Rhinoceros beetles ( Oryctes rhinoceros ) adalah Hama Pembunuh Tanaman Sawit nomor satu.
Pada saat Peremajaan Tanaman (Replanting) atau pada pembukaan lahan bekas tanaman kelapa, Kumbang Tanduk sering menjadi masalah utama. Kumbang Tanduk menyerang dari pucuk muda menuju ke perakaran tanaman dan pada akhirnya akan menyebabkan KEMATIAN TANAMAN.
Pengendalian – Sebelum penumbangan, LCC harus sudah ditanam 8 – 10 bulan sebelumnya. Batang tumbangan harus dicincang dan dibiarkan tertutup oleh LCC sebagai alat kontrol Kumbang Tanduk.
Inspeksi harus dilakukan tiga bulan sekali setelah tumbang dan bila perlu gunakan Karate ( Lambdacyhalothrin – 20 ml per 100 liter air).
Jebakan dengan Pheromone dapat digunakan untuk mengendalikan populasi Kumbang Tanduk di area tanaman muda. Jarak jebakan harus di konsultasikan dengan ahlinya.
Pengutipan Kumbang Tanduk dapat juga dilakukan, namun apabila terlambat metoda ini sangat mahal.
Di area yang sudah terinfeksi kumbang tanduk dan tanaman yang rusak sudah lebih dari 10 %, maka penggunaan bahan kimia FURADAN 3 G perlu dilakukan dengan dosis 25 gram per pohon tiap bulan untuk menekan kerusakan.
Tanya :
12.8. Apakah Ulat Buah Menyerang tanaman Sawit ?
Jawab :
Ulat Buah atau Bunch Moth (Tirathaba mundella) biasa menyerang pada bunga sawit.
Tirathaba mundella menyerang tanaman muda pada pertanaman kelapa sawit yang pertama. Selanjutnya penyerangan akan kembali pada tahun kedua pada masa panen, lalu menurun dengan sendirinya.
Gejala Serangan dan Kerusakannya – T. mundella dikenal menyerang bunga jantan dan bunga betina serta tandan hampir di semua tahap pertumbuhannya. Hama ini kelihatan sangat menyukai bunga betina dan Tandan muda yang berumur 4 – 6 minggu setelah anthesis.
Tanda awal dari aktifitas serangga ini dapat dideteksi dari rusaknya permukaan buah dan adanya lubang pada buah hingga menembus kernel. Bila dijumpai gejala seperti ini, segera ambil tindakan dengan reddish frass bentuk granular yang ditebar di permukaan bunga atau buah yang luka.
Pengendalian – pada Level Kritis diuraikan dibawah ini sebagai berikut :
1. Pada Dua Tahun Pertama TM, merupakan masa yang sangat sensitif dariserangan hama ini
a) Rata-rata 12 pohon per hektar dijumpai gejala kerusakan ringan pada bunga dan buah pada 6 minggu setelah pembuahan atau
b) Dijumpai rata-rata 3 ulat pada tandan saat di sensus.
2. Pada Tahun ke 3 TM dan Selanjutnya
a) Rata-rata 35 pohon per hektar dijumpai gejala kerusakan ringan pada bunga dan buah pada 6 minggu setelah pembuahan atau
b) Dijumpai rata-rata 5 ulat pada Tandan saat di sensus
3. Pengendalian Kimiawi
Apabila Pengendalian Kimiawi diperlukan, gunakan THIODAN 35 EC dengan dosis 20 ml/18 liter air. Bahan kimia ini disemprotkan sepetanir 150 – 300 ml per Tandan, pada bunga dan bakal buah pada 4 minggu setelah pembuahan. Tandan hitam ( lebih dari 6 minggu) tidak perlu disemprot. Tandan tidak produktif sebaiknya dibuang dan dibakar.
Tanya :
12.9. Adakah Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit ?
Jawab :
Di tiap tahap pertumbuhan pohon kelapa sawit selalu ada kemungkinan terserang penyakit. Penyakit tanaman harus dicegah dengan kebersihan kebun dan patroli rutin untuk mendeteksi kemungkinan peledakan yang lebih serius.
Tanya :
12.10. Apa dan Dimana saja Jenis Penyakit Tanaman itu
menyerang ?
Jawab :
1. Penyakit yang menyerang di Nursery :
a. Di Pre-Nursery
Penyemprotan dengan fungisida harus dilakukan pada interval mingguan menggunakan Antracol 70 WP (20 g dalam 10 liter air) atau dengan Dithane M-45 (20 g dalam 10 liter air). Penyemprotan baru boleh dilakukan setelah penyiraman benih dengan air.
b. Di Main-Nursery
Serangan Penyakit Tanaman sangat tidak umum, sehingga penyemprotan bahan kimia hanya dilakukan “Bila Benar-Benar Diperlukan“. Beberapa penyakit tanaman yang umum dan cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :
a) Nursery Leaf Spot
Curvularia
Gejala Serangan
Daun berwarna Coklat dan dikelilingi warna kuning.
Pengendalian
Semprot dengan 0,2 % Antracol 70 WP dengan interval 7 – 10 hari hingga tuntas. Penyemprotan harus mengenai bagian bawah daun.
b) Early Leaf Disease
Botryodiplodia dan Glomerella
Gejala Serangan
Penyebaran warna coklat dari ujung daun. Perbedaan warna yang sakit dan sehat sangat tegas terlihat pada daun yang terserang.
Pengendalian
Semprot dengan 0,2 % Thiram 75 WP dengan interval 5 – 7 hari hingga tuntas.
c) Leaf Spot
Helminthosporium
Gejala Serangan
Bintik Coklat Gelap dikelilingi oleh warna ke kuningan.
Pengendalian
Semprot dengan 0,2 % Thiram 75 WP dengan interval 5 – 7 hari hingga tuntas.
d) Leaf Rot
Cortinum
Gejala Serangan
Terdapat barisan berwarna Coklat Gelap dan mengering di pinggirannya berwarna abu-abu keputihan
Pengendalian
Semprot dengan 0,2 % Thiram 75 WP dengan interval 5 – 7 hari hingga tuntas.
e) Blast
Penyakit Blast adalah penyakit serius di Nursery
Pythium dan Rhizoctonia
Gejala Serangan
Daun mengering layu seperti kekurangan air. Daun menjadi mati secara bertahap, dimulai dari daun tua.
Pengendalian
Belum ada Fungisida untuk penyakit ini
2. Penyakit yang menyerang di Di Lapangan
a) Crown Disease
Crown disease umumnya sudah bisa kelihatan sejak pembibitan atau segera setelah ditanam di lapangan, namun Symptom tersebut bisa juga baru kelihatan setelah tanaman menjadi TM. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian tanaman dan tidak menular. Penyakit ini banyak dikaitkan sebagai penyakit genetis walaupun sebenarnya para ahli sudah menyatakan bahwa penyakit ini bukan termasuk penyakit genetis namun apa penyebabnya yang sebenarnya belum diketahui. Apabila dilakukan perawatan dengan seksama tanaman akan sembuh seperti sedia kala. Yang terpenting adalah lakukan seleksi secara ketat di pembibitan, agar tidak lolos tertanam di kebun.
b) Marasmius Bunch Rot (MBR)
Penyakit ini disebabkan oleh Saprophytic pathogen, Marasmius palmivoris, umumnya mulai menyerang pada gagang tandan antara pelepah dan batang pohon sawit. Penyakit ini kemudian masuk ke tiap brondolan menghasilkan warna coklat terang. Penyerangan penyakit ini meningkat pada musim hujan yang berkepanjangan, dan terutama pada tanah asam sulphate.
Dasar pengendalian penyakit ini adalah menjaga kebersihan kebun sebaik-baiknya.
c) Ganoderma
Ganoderma merupakan penyakit yang paling berat bila menyerang tanaman sawit. Serangan terhebat adalah pada saat tanaman berumur 10 - 15 tahun sejak tanam dan tercatat pernah menyerang 80% pohon sawit di areal bekas kebun kelapa (coconut).
Penyakit ini menyerang bagian bawah batang, dan seringkali gejalanya dapat diidentifikasi dari defisiensi K dan Mg. Perkembangan serangan penyakit ini dimulai dari matinya pelepah tertua, dan terkulai menggantung di dekat batang pohon. Umumnya sekali diserang oleh Ganoderma, pohon akan mati.
Banyak metoda pengendalian yang dicoba, tapi belum satupun yang berhasil secara efektif. Berikut ini diberikan daftar tindakan yang sementara ini dianggap paling efektif untuk mencegah Ganoderma.
Tanya :
12.11. Bagaimana Membasmi Ganoderma itu ?
Jawab :
Harus dicegah agar tidak muncul dan menyebar sebagai berikut :
a) Operasi Pembukaan lahan baru harus termasuk membongkar tunggul terutama pada jalur tanam
b) Replanting area harus diracun, ditumbang dan batang tumbangan dipotong-potong pendek.
c) Pohon yang sudah menunjukkan gejala serangan Ganoderma, harus segera diracun dan jika mungkin dibongkar dan buang jauh-jauh dari kebun untuk kemudian dibakar.
d) Jangan anggap remeh Ganoderma, karena penyakit ini gampang menular dengan cepat.
e) Jaga kebersihan kebun sebaik-baiknya.
0 comments:
Posting Komentar