Ternyata bisnis jarak pagar masih cukup menguntungkan. Hal ini setidaknya dibuktikan dari pengalaman PT. Bumi Eka Persada, anak perusahaan Sinar Mas Group.
Setidaknya hal ini dibuktikan dari pengembangan kebun induk di bilangan Cikarang, dimana PT. Bumi Eka Persana memiliki kebun seluas 40 ha. Varietas yang digunakan adalah jenis IP3 yang sudah diseleksi lebih lanjut sehingga bisa diperoleh produksi hingga 10 ton/ha/tahun biji kering.
Biji terpilih dijual dengan harga Rp. 150.000/kg. Jika banyak produsen benih yang mengeluhkan sulitnya menjual benih jarak pagar, hal yang berbeda dialami perusahaan Group Sinar Mas. Berapapun stok benih yang tersedia selalu habis terutama oleh pembeli dari Korea Selatan dan Jepang.
Untuk biji-biji afkir diolah menjadi minyak. Nah, berdasarkan pengalaman sinar mas, ternyata minyak jarak pagar memilih keunggulan dibandingkan minyak kelapa sawit karena tidak mudah membeku. Sama seperti benih jarak, minyak ini, berapapun stoknya selalu habis terjual.
Bahkan SMART pernah menjual minyak jatropha seharga $ 1250/ton atau sebanding dengan harga CPO. Hal ini terkait dengan tingginya harga minya bumi beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan untuk menghasilkan bahan bakar nabati. Sehingga tidaknya hanya CPO yang berani dibeli mahal oleh buyer di luar negeri namun juga minyak jarak pagar.
Menurut Tony Liwang, direktur PT SMARTRI, harga minyak bakar nabati asal jarak pagar sudah cukup visible jika dijual tingkat harga dunia. Namun di Indonesia seolah tidak menarik karena harga bio-diesel dibandingkan dengan harga solar subsidi. Tapi jika tanaman jarak ini dikembangkan di daerah-daerah yang marginal, seperti daerah kepulauan atau perbatasan yang konon harga BBM bisa menembus harga di atas Rp. 15.000,- maka bahan bakar nabati menjadi sangat visible.
“Ada baiknya jarak pagar diarahkan untuk mendukung terciptanya desa mandiri. Jarak kemudian ditanam sebagai tanaman pagar atau disela-sela tanaman produktif. Kemudian hasilnya digunakan untuk penggunaan sendiri menggantikan penggunaan minyak tanah atau bahan bakar lainnya”, tambahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
AGRIBISNIS
APINDO
Africa
Agriculture Business
Agriculture Land
Argentina
Australia
Bangladesh
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita Riau Today
Berita Tempo
Berita riau terkini
Biodiesel
Bursa Malaysia
CPO Tender Summary
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
Cotton
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
MPOB
Malaysia
Meat
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
PENGUPAHAN
PERDA
Pakistan
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
Penawaran menarik
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
RSPO
Rice
SAWIT
Serba-serbi
South America
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
USA
Ukraine
Usaha benih
Vietnam
Wheat
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
bibit sawit unggul
biofuel
biogas
budidaya sawit
corporation
palm oil
pembelian benih sawit
perburuhan
pertanian
soybean
umum
varietas unggul

0 comments:
Posting Komentar