Tanaman kubis sangat cocok ditanam pada tanah yang mengandung banyak humus, sehingga wajar bila pemberian kandungan organik dapat meningkatkan produktivitasnya.
Kubis merupakan tanaman sayuran yang sudah tidak asing baik untuk di masyarakat kita baik itu kalangan konsumen maupun para petani. Kubis yang biasa dikonsumsi sebagai sayuran daun, baik sebagai lalapan mentah maupun masak atau pelengkap masakan lain seperti baso, soto dan lain-lain ini semakin lama semakin mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena kini telah dijadikan salah satu andalan sumber nafkah para petani untuk meningkatkan taraf hidup. Tidaklah mengherankan bila hingga kini kubis menjadi salah satu diantara 18 jenis sayuran komersial yang mendapat prioritas untuk dikembangkan terutama di daerah dataran tinggi. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, konsumsi makanan sayuran seperti halnya kubis pun semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan tersebut, maka upaya pengembangan kubis melalui peningkatan pro-duktivitasnya harus terus ditingkatkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai upaya peningkatan produksi kubis ini, diantaranya : penggunaan benih unggul, teknik budidaya yang baik dan benar, serta dengan pemberian nutrisi yang cukup melalui pemupukan. Seperti halnya tanaman sayuran budidaya lain, kubis pun memerlukan nutrisi yang cukup, baik itu yang berupa bahan organik maupun anorganik. Meskipun kubis dapat tumbuh di semua jenis tanaman mulai dari pasir hingga tanah berat sekalipun, namun tanah yang paling baik untuk pertumbuhannya tetaplah tanah yang gembur dan banyak mengandung humus dengan pH 6 – 7. Pemberian kandungan organik bisa berasal dari tanah itu sendiri atau diberikan secara sengaja. Karena tidak semua tanah memiliki kriteria yang ideal untuk pertumbuhan kubis sedangkan tanaman tersebut membutuhkan bahan organik yang lebih banyak, maka salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memberikan bahan organik yaitu melalui pupuk organik. Masalahnya adalah pupuk organik seperti apa dan seberapa banyak yang harus diberikan agar diperoleh hasil yang maksimal?
Berkaitan dengan hal itu sebuah penelitian telah dilakukan oleh Subhan, Staf Peneliti Balai Penelitian Hortikultura Lembang dalam upaya mengetahui bagaimana pengaruh macam dan pupuk organik terhadap hasil kubis. Beliau melakukan analisis terhadap tiga macam pupuk organik yang biasa digunakan petani yaitu : pupuk kandang domba, pupuk kompos jagung dan pupuk kompos jerami. Percobaan ini dilakukan pada areal kubis bekas tanaman bawang daun di Farm Balai Penelitian Hortikultua Lembang pada bulan Juli – Oktober 1982 menggunakan varietas kubis Kultivar Gloria Osena. Untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk organik dan dosisnya, maka digunakan 13 perlakuan antara lain : tanpa menggunakan pupuk organik, pupuk kandang domba dosis masing-masing 15, 20,25 dan 30 ton/Ha, pupuk kompos jagung dosis 15,20,25 dan 30 ton/ha serta pupuk kompos jerami dosis 15,20,25 dan 30 ton/ha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa baik pupuk kandang domba, pupuk kompos yang berasal dari jagung maupun yang berasal dari jerami secara nyata telah meningkatkan hasil dan berat bersih krop kubis baik per tanaman maupun per hektarnya. Penggunaan dosis untuk pupuk kandang domba, pupuk kompos jagung serta pupuk kompos jerami secara berturut-turut yaitu 25 ton/ha, 30 ton hektar dan 15 ton/ha memberikan hasil terbaik pada bobot berat kubis per tanaman maupun hasil per hektarnya.
Dari hasil percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pupuk organik baik itu berupa pupuk kandang domba, pupuk kompos jagung maupun pupuk kompos jerami ternyata dapat meningkatkan hasil tanaman kubis. Karena ketiganya memiliki pengaruh yang sama yaitu mampu meningkatkan hasil, maka kita dapat melakukan substitusi atau pergantian antara pupuk kandang domba dengan pupuk kompos jerami maupun pupuk bekas tanaman jagung sebagai pengganti bila pupuk kandang domba tidak tersedia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar