RSS Feed

ORGANIK VERSUS ANORGANIK

Posted by Flora Sawita

Sudah sejak zaman purba orang mengetahui bahwa tubuh makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan) dapat menghasilkan berbagai macam zat. Gula pasir didapat dari batang tebu, dan gula merah dihasilkan dari pohon enau. Beras dan gandum dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal formalin, suatu zat pengawet yang dihasilkan oleh semut. Orang Mesopotamia dahulu memperoleh zat-zat pewarna dari hewan molluska. Pupuk urea didapatkan dengan menguapkan air seni (urine) mamalia. Kini kita mengetahui bahwa fosil tumbuhan dan hewan yang terpendam berabad-abad dalam tanah dapat berubah menjadi minyak bumi.

Menjelang akhir abad ke 18, para ahli kimia membagi senyawa-senyawa menjadi dua kelompok :
a. Senyawa organik, yang dihasilkan oleh makhluk hidup (organisme)
b. Senyawa anorganik, yang dihasilkan oleh benda mati (kulit bumi atau udara)

Istilah organik dan anorganik ini diusulkan oleh Karl Wihem Scheele (1742 -1786) dari Swedia pada tahun 1780. Pada tahun 1807, Jons Jakob Berzelius(1779-1848) mengeluarkan teori bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan “daya hidup” (Vis Vitalisdalam bahasa Latin), sehingga senyawa organik tidak mungkin dapat dibuat dari senyawa anorganik di laboratorium. Oleh karena Berzelius dipandang sebagai ahli kimia terbesar pada saat itu, teorinya dianut oleh para ilmuwan lainnya tanpa ragu-ragu. Ternyata teori “daya hidup” itu tidak bertahan lama, dan akhirnya ditumbangkan oleh murid Berzelius sendiri, Friedrich Wohler (1800 -1882) dari Jerman. Pada tahun 1827, Wohler mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida untuk membuat amonium sianat.
AgOCN + NH4CL à NH4OCN + AgCl(s).

Ketika Wohler menguapkan pelarut air untuk memperoleh kristal padat amonium sianat, ternyata pemanasan yang terlalu lama menyebabkan amonium sianat berubah menjadi urea !. NH4OCN à (NH2)2CO.
Penemuan Wohler itu menggemparkan dunia ilmu kimia, sebab urea (senyawa organik) dapat dibuat dari amonium sianat (senyawa anorganik), atau sebagaimana bunyi surat Wohler kepada Berzelius tertanggal 22 Februari 1828 : “ Saya mampu membuat urea dalam tabung reaksi tanpa bantuan ginjal hewan atau manusia “.
Sejak saat itu banyak senyawa organik yang diproduksi di laboratorium, bahkan para ahli kimia mampu mensintesis senyawa-senyawa organik yang baru.

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News AGRIBISNIS APINDO Africa Agriculture Business Agriculture Land Argentina Australia Bangladesh Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita Riau Today Berita Tempo Berita riau terkini Biodiesel Bursa Malaysia CPO Tender Summary Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn Cotton Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja MPOB Malaysia Meat News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis PENGUPAHAN PERDA Pakistan Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit Penawaran menarik Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI RSPO Rice SAWIT Serba-serbi South America Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight USA Ukraine Usaha benih Vietnam Wheat benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul bibit sawit unggul biofuel biogas budidaya sawit corporation palm oil pembelian benih sawit perburuhan pertanian soybean umum varietas unggul