sumber : http://onlinebuku.com Dunia sedang dilanda demam penggunaan bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak Bahan bakar nabati adalah minyak yang dapat diekstrak dari produk tumbuh-tumbuhan dan limbah biomassa. Ada beberapa tananaman yang bisa digunakan sebagai bahan bakar nabati misal : tebu, jagung, dan ketela yang mampu menghasilkan bahan bakar sekelas premium, sedangkan minyak buah jarak sebagai pengganti minyak tanah dan solar. Pada tahun 2006 Pemerintah Indonesia melalui Perpres No 5 Tahun 2006 perihal Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengembangkan energi yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara murah dan terjangkau. Dunia usaha diharapkan bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri. Pemanfaatan bahan bakar nabati atau bahan bakar dari tanaman ini sebagai energi alternatif yang terbarukan Perkembangan luas areal kelapa sawit dari tahun ke tahun terus meningkat. Minyak sawit dan minyak inti sawit umumnya digunakan untuk pangan dan non pangan. Dari segi pangan, minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai bahan untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus, kue, biskuit, atau es krim. Pada produksi non pangan minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai bahan untuk membut sabun, deterjen, surfaktan, pelunak, pelapis, pelumas, bahan bakar mesin diesel, atau kosmetik (Sunarko, 2007). Permintaan minyak nabati dunia memiliki tren meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 3,01% per tahun. Penemuan teknologi baru di bidang pengolahan minyak terutama menyangkut sumber energi alternatif pengganti minyak bumi semakin meningkatkan potensi permintaan atas minyak nabati dunia termasuk minyak kelapa sawit. Minyak sawit sendiri memiliki keunggulan kompetitif yang kuat terhadap jenis minyak lainnya, mengingat kelapa sawit memiliki tingkat produktivitas paling tinggi, dan ekologi kelapa sawit yang dapat dikembangkan pada beberapa negara tropis (Erningpraja dan Kurniawan, 2005). Penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati dimungkinkan masih mengalami hambatan mengingat minyak sawit ini edible (dapat dimakan) dan masih baiknya harga CPO dunia. Peningkatan harga minyak mentah dunia juga mendorong naiknya harga CPO dunia. Hal ini akan mendorong perusahaan kelapa sawit dalam negeri untuk mengekspor produk CPO daripada mengembangkannya menjadi bahan bakar nabati di dalam negeri. Apabila CPO masih diorientasikan untuk diekspor maka penggunaan limbah biomassa kelapa sawit dapat didorong untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Meningkatnya harga BBM dan gas serta isu pelestarian lingkungan telah meningkatkan pamor biomassa dan limbah biomassa ssebagai salah satu sumber energi alternatif. Biomassa adalah bahan organik yang merupakan hasil kegiatan fotosintesis baik berupa produk maupun buangannya. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara meningkatkan pemanfaatan limbah tersebut sehingga lebih efisien dan memberikan nilai ekonomis tinggi. Tentu saja diperlukan pengetahuan yang cukup tinggi tentang teknologi serta kearifan memanfaatkannya. Pemanfaatan biomassa tidak dapat mengandalkan swadaya dan kreatifitas masyarakat semata tetapi perlu ditunjang oleh kebijakan yang mendukung dan infrastruktur yang memadai dan berorientasi ke masa depan. Manfaat penggunaan biomassa juga dapat mendorong penghematan ekonomi/ sumber daya lokal yang ada dan mempercepat pengembangan ekonomi yang sehat di daerah tersebut. Jenis limbah yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit antara lain : Jenis komoditi Limbah produksi / pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pelepah dan batang pohon yang tidak produktif, tandan buah kosong, serat. Minyak inti sawit Cangkang sawit Jenis limbah Potensi Pemanfaatan Tandan buah kosong 20% ton FFB Pupuk Sabut sawit, 20% ton FFB Bahan bakar tungku boiler Cangkang sawit 70 kg/ton FFB Pengeras jalan kebun FFB= tandan buah sawit (Sumber : Agustina, 2004). Semakin meluasnya areal perkebunan kelapa sawit dan meningkatnya kegiatan industri pengolahan minyak sawit maka potensi limbah padat kelapa sawit akan semakin besar. Limbah tandan kosong dapat dihidrolisis menghasilkan gula-gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasikan menjadi asam-asam organik, pelarut etanol, aseton, butanol, protein sel tunggal, xanthan, zat antibiotika dan berbagai produk lainnya. Pelarut aseton-butanol-etanol (ABE) dalam dunia industri sangat luas penggunannya, diantaranya sebagai pelarut bahan kimia dan pelapis. Campuran pelarut ABE juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti minyak bumi untuk bahan bakar mesin. Produksi ABE secara konvensial dari produk samping minyak bumi mulai menurun akibat krisis minyak bumi (Said et al., 1994). Masalah utama dalam pemanfaatan tandan kosong sawit (TKS) menjadi gula sederhana adalah adanya senyawa lignin dan hemiselulose seehingga senyawa tersebut perlu dibuang sebelum dilakukan hidolisis enzimatis. Kandungan silika yang tinggi pada TKS juga menghambat hidrolisis enzimatis. Lignin, hemiselulose, dan silika dapat dihilangkan antara lain dengan cara memberikan perlakuan TKS pada suhu 121 0C dengan larutan asam dan alkali pada beberapa konsentrasi (Darnoko, et al., 1994). Substrat hasil delignifikasi dihidrolisis dengan menggunakan kombinasi enzim selulase dan selobiosee (NOVOZIM). Proses selanjutnya setelah hidrolisis adalah fermentasi ABE. Fermentasi ABE dilakukan dengan tahapan sebagai bereikut : aktivasi spora Clostridium acetobutylicum, propagsi kultur mikroorganisme, dan selanjutnya fermentasi ABE pada subtrat hidrolisat TKS yang diberi nutrien (Said, 1994).
Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang bersifat non renewabel disebabkan dari semakin menipisnya cadangan minyak bumi. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini memicu kenaikan biaya hidup dan naiknya biaya produksi. Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang bersifat renewable (terbaharukan).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar