Selasa, 21 Oktober 2008 | |
BAGAN BATU (RP)- Lebih dari lima puluh ribu jiwa warga Kecamatan Bagan Sinembah menderita akibat jatuhnya harga TBS. Sejak dua bulan silam, harga yang cenderung merosot mengakibatkan warga terjumus pada kredit macet dan menggadaikan asetnya untukmenutup agunan. Kondisi lebih parah lagi, saat ini tujuh puluh persen warga sudah mulai menghitung-hitung harga jual lahan. “Hanya itu satu-satunya cadangan pembiayaan menutup pinjaman bank, modal dan kredit kepemilikan kendaraan termasuk rumah. Sudah dua bulan diharap-harap harga TBS dapat normal, tetap saja merosot dan semakin jatuh karena pengaruh globalisasi,” tutur Camat Bagan Sinembah Suwandi S Sos, Senin (20/10). Dihubungi Riau Pos, bekas Camat Kubu dan Sinaboi itu mengisahkan sekelumit persoalan yang saat ini cukup serius. Diantaranya soal daya beli dan kemampuan menghadapi tuntutan pangan sehari-hari. Suwandi menyebutkan limapuluh-an ribu warga Bagan Sinembah yang bergantung dari sektor perkebunan sedianya masih aman. Hanya saja, pada kenyataannya, banyak juga petani yang mengeluh. Dalam jumlah sebanyak itu, sebut dia, sudah cukup sulit untuk menakar hingga berapa lama lagi imbas dari pengaruh ekonomi ini akan terus menggerogoti warga. Saat ini, pihak kecamatan setempat hanya dapat mengajak warga untuk bersabar, menunggu waktu yang tepat mengambil keputusan. Masalahnya sebagaimana tergambar, pemerintah tengah merumuskan berbagai upaya nyata guna menyelamatkan kembali sektor-sektor yang terpuruk akibat pengaruh nilai jual CPO di pasaran dunia. “Jika terburu-buru, kita yang akan terus menanggung rugi,” ulas Suwandi. Saat ini, jika dengan terpaksa diambil langkah-langkah seperti menjual lahan-lahan perkebunan untuk menutup biaya makan dan minum keluarga sehari-hari dicurigai melalui proses harga yang rumit. Selain murah, juga sulit mencari pembeli yang dapat memahami kesulitan keluarga. Melihat kenyataan yang terus rumit dan sulit, tak urung membuat pihaknya kewalahan menyaksikan penderitaan yangmenimpa masyarakat. (mur) |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar