RSS Feed

Ekspor CPO Turun, Neraca Perdagangan Bulan Juli Negatif

Posted by Flora Sawita Labels:

Selasa, 2 September 2008 | 01:17 WIB

Jakarta, Kompas - Neraca perdagangan Indonesia bulan Juli 2008 dilaporkan defisit karena nilai impor lebih tinggi daripada nilai ekspor.

Pada bulan Juli, nilai impor sebesar 12,82 miliar dollar AS, sedangkan ekspor senilai 12,55 miliar dollar AS. Ini terjadi karena realisasi ekspor produk unggulan Indonesia, terutama minyak sawit mentah (CPO) anjlok, sementara realisasi impor bahan baku industri meningkat.

”Itu artinya ada defisit 270 juta dollar AS di Juli 2008. Neraca yang defisit memang hanya untuk neraca perdagangan bulan Juli saja. Namun, jika kondisi ini terus berlangsung dalam jangka panjang, dikhawatirkan neraca perdagangan tahunan bisa terkena dampaknya,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, Senin (1/9) di Jakarta.

Menurut Rusman, ekspor CPO pada Juni 2008 masih 2,06 miliar dollar AS. Akan tetapi, pada bulan Juli, ekspor CPO anjlok menjadi hanya 581 juta dollar AS.

”Saya tidak tahu apakah ini bagian dari strategi produsen CPO yang mengurangi ekspor hanya demi mengurangi tekanan biaya yang disebabkan oleh pajak ekspor. Pada bulan Juli 2008, memang ada pengenaan pajak ekspor CPO sebesar 20 persen. Seharusnya ada peningkatan ekspor CPO di bulan Agustus karena pajaknya turun ke 15 persen,” paparnya.

Lampu kuning

Kepala Ekonomi BNI A Tony Prasetiantono menyebutkan, neraca perdagangan pernah negatif pada April 2008 saat nilai ekspor hanya mencapai 10,97 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan dengan impornya sebesar 11,5 miliar dollar AS.

Mengingat neraca perdagangan sudah defisit dua kali, Departemen Perdagangan sudah saatnya lebih serius mencari peluang pasar ekspor baru. ”Ini sudah lampu kuning bagi Deperdag untuk membuka pasar ekspor baru,” ujar Tony.

Sementara itu pengamat ekonomi dari Indef, Fadhil Hasan, berpendapat, neraca perdagangan yang defisit tidak selamanya membahayakan bagi daya tahan ekonomi, selama yang diimpor berupa bahan baku dan barang modal. Impor berupa peralatan yang bisa digunakan untuk kegiatan produksi di dalam negeri merupakan indikator perekonomian yang membaik.

”Meski demikian, dalam konteks sekarang, yang perlu diwaspadai adalah ketergantungan ekspor pada komoditas yang harganya fluktuatif. Jadi, yang harus dibangun adalah industri bernilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor,” tuturnya. (OIN)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat