Secara komersil perbanyakan tanaman tebu dilakukan secara vegetatif, yaitu dalam bentuk stek batang. Di Jawa setiap 1 ha kebun bibit dapat memenuhi kebutuhan 8 ha kebun tebu giling, sedangkan diluar Jawa lebih kecil lagi, 1 ha kebun bibit hanya dapat memenuhi kebutuhan 6 ha kebun tebu giling.
Menurut aturan normal P3GI, pembibitan tebu perlu dilakukan berjenjang mengingat masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek teknis dan ekonomis.
Secara teknis dimungkinkan untuk memperpendek jenjang, tapi kesulitannya adalah sulit untuk mengdakan bibit dalam jumlah besar. Disamping itu faktor pengangkutan bibit akan jadi masalah karena volume dan berat bibit yang demikian besar. Contoh apabila untuk pengembangan 1.000 ha plant cane ( tebu giling ) dibutuhkan bibit tebu sebesar 7.000 ton.
Berdasarkan praktek yang dilakukan, pembibitan berjenjang adalah sebagai berikut :
1) Kebun Bibit Pokok Utama (KBPU) : penangkaran bibit penjenis oleh pemilik varietas atau pemulia (P3GI) dengan tingkat kemurnian 100 %
2) Kebun Bibit Pokok (KBP) : bahan tanaman dari KBPU, tingkat kemurnian 100 %, dilaksanakan oleh P3GI/PG
3) Kebun Bibit Nenek (KBN) : bahanan tanaman dari KBP, tingkat kemurnian 100 %, dilaksanakan oleh PG
4) Kebun Bibit Induk (KBI) : bahan tanaman dari KBN, tingkat kemurnian 98 %, dilaksanakan oleh PG
5) Kebun Bibit Datar (KBD) : bahan tanaman dari KBI, tingkat kemurnian 95 %, dilaksanakan oleh penangkar bibit/Koperasi, sebaiknya lokasi pembibitan dekat areal pengembangan.
Kebun Tebu Giling (KTG) : kebun produksi bahan tanam dari KBD
ApabIla dilakukan secara berjenjang, maka untuk setiap 1 ha pembibitan awal (dimulai dari KBP), maka dalam 2 tahun baru bisa menghasilkan bibit untuk 4.096 ha pengembangan.
1 ha - 8 ha - 64 ha – 512 ha – 4.096 ha (masing-masing periode membutuhkan waktu 6 bulan)
Faktor perkalian setiap jenjang pembibitan tebu di Jawa dan di luar Jawa adalah sebagai berikut :
a) Faktor penangkar di Jawa (lahan sawah)
KBP : KBN = 1 : 6
KBN : KBI = 1 : 7
KBI : KBD = 1 : 6
KBD : KTG = 1 : 8
B0 Faktor penangkar pada lahan kering di luar Jawa
KBP : KBN = 1 : 6
KBN : KBI = 1 : 6
KBI : KBD = 1 : 6
KBD : KTG = 1 : 6
Setiap wilayah PG maksimum dikembangkan 9 varietas unggul spesifik lokasi yang terdiri dari 3 varietas masak awal, 3 varietas masak tengah dan 3 varietas masak akhir.
Varietas yang dipilih untuk dikembangkan adalah hasil rating varietas dan diminati petani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar