Indonesia mengimpor benih sawit dari Costa Rica, salah satu negara di Amerika Latin, sebanyak 20 juta hingga 30 juta benih tahun ini untuk mencukupi kekurangan dalam negeri.
Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian, Achmad Mangga Barani, di Jakarta, Senin mengatakan, saat ini dari kebutuhan benih sawit nasional sebanyak 230 juta benih, masih terdapat kekurangan sekitar 70-80 juta, sehubungan produksi dalam negeri baru sekitar 160 juta benih per tahun.
"Untuk memenuhi kekurangan itu, dilakukan impor dari Costa Rica, Malaysia dan Papua Nugini," katanya.
Ia mengakui, pemerintah pernah melakukan penutupan impor benih sawit dari Costa Rica karena di negara tersebut terdapat penyakit hawar daun yang bisa menyerang tanaman karet.
Untuk mengantisipasi masuknya penyakit tersebut, maka benih sawit yang akan diimpor dari negara itu harus melewati negara ketiga, yakni Miami, AS, guna dilakukan karantina serta mengganti kemasan baru kemudian bisa masuk ke Indonesia.
Mangga Barani mengatakan, setelah melakukan pengecekan ke Costarica didapati benih sawit yang dimasukkan ke Indonesia memiliki kualitas yang bagus.
Benih dari negara tersebut menghasilkan pohon yang pendek-pendek sehingga setiap hektar (ha) bisa ditanami 160-200 pohon lebih banyak dari umumnya yang hanya 140 pohon/ha.
Selain itu usia pohon dari benih "compact" tersebut juga lebih panjang yakni mencapai 38 tahun untuk bisa diremajakan sedangkan tanaman kelapa sawit pada umumnya baru 20 tahun sudah harus diremajakan.
Begitu juga tingkat randemen lebih tinggi yakni lebih dari 26-28 sedangkan yang biasa hanya 22. Sementara itu untuk impor benih sawit dari Malaysia saat ini oleh pemerintah Malaysia hanya diizinkan bagi perusahaan perkebunan di Indonesia yang berasal dari negara tersebut.
Dirjen mengatakan, impor benih sawit dari Malaysia hanya diperlukan sekitar 10-15 juta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan dari Papua Nugini kurang dari lima juta benih untuk memenuhi "carry over" 2007.
Ketika menyinggung harga benih sawit impor dibanding produksi dalam negeri, Mangga Barani mengakui untuk Malaysia lebih murah. Harga benih sawit yang dihasilkan sejumlah produsen dalam negeri sekitar Rp4.000-Rp10.000 per biji, sedangkan Malaysia menjual 1,7 ringgit sementara dari Costa Rica 1,5-2 dolar AS/biji (sumber: ANTARA, 19/05/08).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar