RSS Feed

SAWIT DI JAMBI SEMAKIN MAHAL

Posted by Flora Sawita

Seiring maraknya pembukaan kebun-kebun sawit di Provinsi Jambi, harga bibit tanaman ini menjadi semakin mahal. Kenaikan harganya sudah mencapai 30 persen hingga 50 persen dalam enam bulan terakhir.

Bahkan, pada saat ini harga sawit yang bersertifikat sudah mencapai Rp 15.000-Rp 20.000 per batang atau naik dibandingkan sebelumnya Rp 10.000-Rp 12.000 per batang. Adapun harga bibit sawit tak bersertifikat menjadi Rp 7.000 per batang, dari sebelumnya Rp 4.000-Rp 5.000.

Menurut Edi (58), petani sawit plasma di Desa Talang Bukit, Sungai Bahar, Muaro Jambi, harga terus menanjak sejak enam bulan terakhir. Kondisi ini terjadi seiring maraknya pembukaan kebun sawit di Jambi.

Edi sendiri yang sebelumnya memiliki setengah hektar kebun sawit belum lama ini memperluas areal penanamannya setengah hektar lagi. Perluasan itu membuat dirinya membutuhkan bibit dalam jumlah yang relatif besar.

Namun, dia mengaku sempat pusing karena harga bibit yang cepat naik. Apalagi saat mengetahui harga bibit bersertifikat sangat tinggi naiknya.

Menurut dia, dengan harga setinggi saat ini, ia tidak mampu sehingga membeli bibit biasa dari penangkar. “Harga jadi tidak menentu karena permintaan akan bibit sangat tinggi. Penjual jadi semaunya saja menaikkan harga,” tuturnya, Kamis (17/1).

Ia melanjutkan, banyak petani tergiur untuk membuka kebun sawit karena harga panennya yang terus membaik. Pekan ini, panen sawit berupa tandan buah segar (TBS) dari petani dihargai Rp 1.300-Rp 1.350 per kilogram. Kondisi tersebut stabil, bahkan sering membaik.

“Keuntungan petani memang tambah membaik, makanya banyak yang ingin buka kebun baru,” tuturnya.

Serangan hama

Persoalan yang dihadapi petani sawit tidak hanya harga bibit. Serangan babi juga mengakibatkan tanaman sawit muda rusak.

Sesuai pengalaman petani setempat, dalam tiga tahun terakhir petani terkadang harus mengganti tanaman sawit mereka sampai lima kali karena tanaman habis dirusak babi.

Hal senada diutarakan Hadi, petani lainnya. Menurut dia, petani harus membuat pagar mengelilingi setiap tanaman supaya tidak dirusak hama tersebut.

“Memang petani jadi lebih repot karena harus bikin pagar-pagar. Namun, kalau mau menghindari serangan babi, mau tidak mau harus pakai cara ini,” tuturnya. (ITA/KOMPAS)

Sumber: http://pusri.wordpress.com

Mohon tanggapan dari rekan-rekan pengawas benih tanaman perkebunan

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat