Industri Miyak Kelapa Sawit | Palm Oil Industri Overview
Posted by Labels: Agro-industry, budidaya sawit, industri sawit, PerkebunanINDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT
I. Minyak Kelapa Sawit
Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah).
II. Standar Mutu Mnyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :
a. Crude Palm Oil
b. Crude Palm Stearin
c. RBD Palm Oil
d. RBD Olein
e. RBD Stearin
f. Palm Kernel Oil
g. Palm Kernel Fatty Acid
h. Palm Kernel
i. Palm Kernel Expeller (PKE)
j. Palm Cooking Oil
k. Refined Palm Oil (RPO)
l. Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
m. Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
n. Palm Kernel Pellet
o. Palm Kernel Shell Charcoal
Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975
b. Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975
c. Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975
d. Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975
III. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masing‐masingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium.
Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:
a. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit
· Palmitic C16 �� 44.3%
· Stearic C18 �� 4.6%
· Myristic C14 �� 1.0%
· Oleic C18 �� 38.7%
· Linoleic C18 �� 10.5%
· Lainnya �� 0.9%
b. Asam Lemak Dalam Minyak Inti Sawit
· Lauric C12 48.2%
· Myristic C14 16.2%
· Palmitic C16 8.4%
· Capric C10 3.4%
· Caprylic C8 3.3%
· Stearic C18 2.5%
· Oleic C18 15.3%
· Linoleic C18 2.3%
Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995
Kriteria Persyaratan
1. Bau dan Rasa Normal
2. Warna Muda Jernih
3. Kadar Air max 0,3%
4. Berat Jenis 0,900 g/liter
5. Asam lemak bebas Max 0,3%
6. Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg
7. Bilangan Iod 45 – 46
8. Bilangan Penyabunan 196 – 206
9. Index Bias 1,448 - 1,450
10. Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg
IV. Perbandingan antara Minyak Filma, Bimoli dan Minyak Curah
1. Minyak Filma
Minyak filma ini mengandung 3 Nutrisi di dalamnya yaitu : Omega 6 Omega 9 Vitamin E. Filma mengandung asam lemak tak jenuh, Omega 9 dan Omega 6. Asam lemak tak jenuh dapat membantu menjaga kadar kolesterol sebagaimana adanya. Omega 6 adalah asam lemak esensial yang diperlukan tubuh.Filma berwarna kuning keemasan berasal dari kandungan Beta Karoten alami (Pro Vitamin A).Filma diproses dari buah sawit segar pilihan dengan Sistem Pemurnian Terintegrasi Penuh sehingga menghasilkan minyak goreng berkualitas jernih bernutrisi
Gambar 2. minyak goreng Filma Yang siap untuk dikonsumsi
2. Minyak Bimoli
Beberapa keunggulan minyak Bimoli diantaranya :
o Mengandung Omega 9 (sekitar 40-45%) dan Omega 3 cis.
o Bebas kolesterol.
o Proses produksi yang digunakan adalah Pemurnian Multi Proses (PMP) yang meliputi 6 tahap pemurnian
o Aman untuk dikonsumsi.
o Penyusunan maksimum adalah lima karton. Jauhkan dari panas dan sinar matahari. Dapat disimpan selama 24 bulan.
Gambar 3. minyak bimoli yang siap untuk dikonsumsi
3. Minyak Curah
Minyak goreng curah berbeda dengan minyak goreng bermerek, seperti filma, bimoli dan sebagainya. Karena minyak goreng bermerek dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng curah proses penyaringan hanya satu kali,'' terangnya. Sehingga dari warnanya berbeda dengan minyak goreng bermerek yang lebih jernih dibanding minyak goreng curah. Begitu juga kandungan yang terdapat antara minyak curah dan minyak kemasan. Dari segi kandungan minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak kemasan,'' tuturnya. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak curah, asalkan tidak berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan. Sekedar diketahui, minyak curah hanya mengalami penyaringan sampai tahap olein. Dan masih mengandung soft stearin (minyak fraksi padat) pada tingkat tertentu. Oleh karena itu minyak curah biasanya lebih keruh dibandingkan minyak bermerek. Selain itu tingkat sanitasi dan kebersihannya kurang baik, tidak sebersih minyak bermerek. Oleh karena itu, kalau ada minyak curah yang bening dan bersih sebenarnya lebih aman karena tidak mengandung antioksidan. Tetapi jenis itu jarang dijumpai di pasar.
Gambar 4. Minyak Curah
0 comments:
Posting Komentar