RSS Feed

Pasaran Komoditi Internasional

Posted by Flora Sawita Labels:

London,-Pasaran komoditas dunia reli pekan lalu setelah terobosan kesepakatan untuk penyelesaian krisis utang zona euro berhasil meredakan kekhawatiran terhadap menjalarnya masalah tersebut ke negara-negara lain.
Masalah tersebut mengangkat euro atas dolar sehingga komoditas yang berdenominasi dolar menjadi lebih murah.
"Keputusan Uni Eropa Kamis dini hari itu berdampak pada meningkatnya minat risiko di pasar uang dan menyulut kenaikan harga pada hampir semua komoditas,” kata Carsten Fritsch, analis dari Commerzbank.

Sementara PDB AS yang tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi turut mendukung pasar. Perkembangan pasaran beberapa komoditas utama di pasar internasional pekan lalu, dapat disimpulkan sebagai berikut:

MINYAK MENTAH
Pasaran: Tidak menentu. Harga meroket lebih dari $3 pada Kamis pekan lalu menyusul laporan tercapainya kesepakatan Uni Eropa tentang penyelesaian masalah utang.

Para pemimpin Eropa setuju untuk merestrukturisasi utang Yunani, memperkuat modal perbankan yang terpaksa menelan kerugian akibat pemangkasan 50% surat utang Yunani yang mereka miliki, membantu negara lain yang terlilit utang dan meningkatkan dana bailout.

Harga menyusut pada Jumat karena banyak investor yang melakukan aksi ambil untung.
"Hasil pembicaraan zona euro di Brussels berhasil mengangkat harga minyak, pasar komoditas dan efek,” demikian menurut analisis yang dipublikasikan perusahaan konsultan energi JBC di Wina.

“Kesepakatan itu memang menjadi resep ampuh jangka pendek bagi pasar -- tapi Eropa masih belum keluar dari lilitan masalah dan resesi tetap mengancam.”

Sentimen juga semakin kuat dengan data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari ekspektasi. Namun kenaikan harga tergerus pada Jumat akibat adanya aksi ambil untung.

Di London, Brent Desember ditutup menjadi $110,10/barel Jumat, turun dibandingkan dengan $110,77 sepekan lalu.

Di New York, kontrak November ditutup $92,89 per barel, melonjak dari $87,93 sepekan lalu.

K A R E T
Pasaran: Menguat. Harga reli di balik terganggunya suplai bahan baku dari produsen terbesar dunia di Asia. Banjir besar yang melanda Thailand selama beberapa pekan belakangan akhirnya menghantam suplai.Banjir yang telah menimbulkan eksodus besar-besaran ini kini mendekati pusat kota Bangkok di tengah upaya pemerintah yang sedang mempertimbangkan untuk memutus jalan raya guna memblok aliran air.
Di Tokio, kontrak benchmark April 2012 Jum’at pekan lalu ditutup 309,20 yen/kg, naik dari 282,00 yen sepekan sebelumnya.Di Singapura, TSR-20 Desember ditutup 397,00 US Sen/kg pada hari Jumat, naik dari 382,00 Sen sepekan lalu. Di Thailand, STR-20 Desember ditutup $4,07/kg, naik dari $3,90 sepekan lalu.Di Malaysia, SMR-20 untuk Desember ditutup $4,07/kg naik dari $3,90 sepekan lalu
Di Indonesia, SIR-20 Desember ditutup 184 US Sen/lb, naik dari 180 Sen sepekan lalu.

K O P IPasaran: Naik. Faktor fundamental mengangkat harga kopi pekan lalu.
Kerusakan pada tanaman kopi, juga infrastruktur, di Amerika Latin akibat banjir menyusul hujan lebat selama berminggu-minggu memberikan topangan harga pada pasar.

Di London, kontrak Robusta Januari ditutup £1.878 per ton, naik dari £1.856 sepekan lalu.
Di New York, kontrak Arabica Desember 2011 ditutup 238,00 US sen/lb, meningkat dari 236,40 sen sepekan lalu.

K A K A O
Pasaran: Meningkat. Harga naik mengikuti penguatan yang melanda pasar lain."Kontrak berjangka untuk produk pertanian, komoditas, umumnya menguat di tengah reli di sektor bahan baku dan pasar eksternal menyusul tercapainya kesepakatan dalam KTT Uni Eropa untuk menangani krisis utang,” kata analis dari Barclays Capital, Sudakshina Unnikrishnan.

Di London, kontrak Desember ditutup £1.701 per ton, naik dari £1.678 sepekan lalu.
Di New York, kontrak Desember ditutup $2.737 per ton Jum’at, bertambah dari $2.583 sepekan lalu.

G U L A
Pasaran: Beragam. Futures bervariasi di tengah pedagang yang terus mencermati pasokan global yang ketat.Pasar memonitor perkembangan banjir di Thailand yang merupakan negara pengekspor gula terbesar ke dua di dunia, meskipun Bangkok menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi pada kebun tebu minimal. Pedagang menunggu rencana ekspor India dan mengantisipasi produksi yang lebih rendah dari produsen/eksportir terbesar dunia, Brazil.

Di London, kontrak gula putih untuk Desember ditutup £707,00 per ton Jum’at, meningkat dari £700,50 sepekan lalu.

Di New York, kontrak gula mentah Maret 2011 26,76 US sen/lb, turun dari 27,09 sen sepekan lalu. (AFP/RM/AP/BT/FXS/My)(ANa)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat