RSS Feed

Berita Pertanian : Benahi Tata Niaga Buah Dalam Negeri

Posted by Flora Sawita Labels: , , , ,

Jakarta. Kementerian Pertanian meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk melakukan pembenahan tata niaga buah di dalam negeri guna meningkatkan daya saing buah lokal. Menteri Pertanian Suswono, di Jakarta, mengatakan, salah satu faktor buah lokal kalah bersaing dengan buah impor di pasar dalam negeri karena mata rantai yang panjang.

"Untuk itu perlu dibenahi tata niaga buah lokal. Potong mata rantai niaganya," katanya dalam acara Jalan dan Sepeda Santai dalam rangka program kampanye Gemari Buah Lokal, di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Dalam acara yang digelar Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) tersebut, hadir pula Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.

Suswono menyatakan, dari segi kualitas sebenarnya buah lokal tidak kalah dengan buah impor, apalagi produk yang didatangkan dari luar umumnya sudah berbulan-bulan disimpan setelah masa panen.

Sedangkan buah lokal, tambahnya, umumnya masih segar dan baru dipanen, sehingga kualitasnya bisa dijamin lebih bermutu.

Mentan mengakui, upaya membenahi tata niaga pasar buah dalam negeri berada di tangan Kementerian Perdagangan, namun demikian pihaknya tetal melakukan berbagai upaya untuk membantu pemasaran buah yang diproduksi petani.

Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian yakni dengan mengembangkan pasar-pasar tani diberbagai daerah, ucapnya.

Melalui pasar tani ini, menurut dia maka petani selaku produsen bisa langsung memasarkan produknya kepada masyarakat, sehingga mampu memotong mata rantai distribusi yang panjang.
"Dengan memotong mata rantai ini maka harga buah lokal bisa lebih murah," ujarnya.

Menyinggung impor buah nasional, tanpa menyebut angka pasti Suswono mengakui cukup besar.
Sementera itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan impor buah nasional hanya 3,5 persen dibandingkan produksi dalam negeri pada 2010.

Pada tahun lalu, menurut dia, produksi buah nasional 19,03 juta ton sedangkan impor hanya 667 ribu ton, sementara ekspor buah Indonesia 276 ribu ton.

Sementara itu, Ketua HA-IPB M. Said Didu mengatakan, program kampanye Gemari Buah Indonesia yang akan dilaksanakan sepanjang 2011-2012, selain akan meminta pemerintah memperbaiki tata niaga dan infrastruktur produksi dan perdagangan buah juga akan mendorong penerapan SNI buah Indonesia dan penerapan standar kualitas bagi buah impor. (ant)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat