RSS Feed

KONFLIK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DIPERKIRAKAN AKAN SEMAKIN MENINGKAT

Posted by Flora Sawita

SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit) memperkirakan konflik dalam perkebunan kelapa sawit pada tahun-tahun kedepannya akan terus naik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu terkait dengan target pemerintah untuk produksi nasional hingga 40 juta ton CPO/tahun dengan model strategi pengembangannya adalah ekspansi skala luas hingga tahun 2015.

Kami mempelajari dari kasus demi kasus, konflik yang sering terjadi sangat tinggi di saat kepemilikan lahan milik perusahaan besar tumpang tindih dengan tanah-tanah milik rakyat, kata Koordinator Forum Nasional SPKS, Mansuetus Darto.
Penyebab lainnya, kebijakan revitalisasi perkebunan dengan menganut pola manajemen satu atap di mana seluruh kredit petani akan dikelola seluruh nya oleh perusahaan hingga memiliki kewenangan untuk memanen hasil produksi petani.
Kejadian yang sering terjadi hingga berujung pada konflik adalah tidak adanya transparansi besaran kredit dan hasil produksi yang menurun hingga berujung pada rendahnya pendapatan para petani.

Kebijakan moratorium pada kawasan hutan dan lahan gambut juga akan membuat perusahaanmenggeser wilayah pengelolaan dan pembangunan perkebunan dari wilayah ini ke wilayah kelola rakyat seperti lahan pangan atau hutan adat yang berada di luar obyek moratorium, sehingga rawan terjadi konflik.

Selain sebagai target nasional dan kepentingan usaha para pengusaha perkebunan, hal ini juga diperparah oleh aparatur pemerintahan daerah dengan mengeluarkan izin perkebunan kelapa sawit yang bermakna politis sebagai balas jasa dukungan politik dalam pilkada.

SPKS melakukan kajian sejak tahun 2010 dan hasilnya adalah perusahaan kelapa sawit yang memiliki konsesi paling luas di Indonesia yang paling banyak berkonflik dengan masyarakat. Beberapa perusahaan besar tersebut yakni Wilmar Group dengan anak perusahaan PT. Asiatik Persada di kabupaten Batanghari, Jambi. Pada tahun 2006, Wilmar menguasai 400.000 ha atau menguasai 6% dari luasan lahan milik swasta.
Begitu juga halnya dengan Sinar Mas, perusahaan besar yang memiliki konsesi seluas 4% dari luas perkebunan swasta pada tahun 2006. Begitupun halnya perusahaan kebun milik Salim dengan perusahaan Kebun Ganda Prima yang masih berkonflik dengan petani dan masyarakat adat suku dayak di kabupaten Sanggau di kalbar. (Sn)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News AGRIBISNIS APINDO Africa Agriculture Business Agriculture Land Argentina Australia Bangladesh Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita Riau Today Berita Tempo Berita riau terkini Biodiesel Bursa Malaysia CPO Tender Summary Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn Cotton Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja MPOB Malaysia Meat News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis PENGUPAHAN PERDA Pakistan Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit Penawaran menarik Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI RSPO Rice SAWIT Serba-serbi South America Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight USA Ukraine Usaha benih Vietnam Wheat benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul bibit sawit unggul biofuel biogas budidaya sawit corporation palm oil pembelian benih sawit perburuhan pertanian soybean umum varietas unggul