Palm | Kelapa Sawit

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar artikel yang dibuat menarik untuk dibaca dan memberi informasi yang berguna bagi pembacanya :
1. Buat judul yang menggoda dan menarik minat pembaca. Judul artikel disamping mewakili isi tulisan, juga sekaligus menjadi etalase bagi pembaca untuk berhenti membaca atau meneruskan perjalanan ke rubrik lainnya. Contoh, dua orang penulis ingin menuangkan gagasan tentang "Pembangunan Pertanian", memberi judul tulisan "Bolehkah Berpolitik Dalam Pertanian?", dan satunya lagi menggunakan judul “Bertani Selaras Alam”. Dari dua judul tersebut (dengan isi tulisan sama), bisa dipastikan pembaca lebih terangsang untuk menyimak judul yang kedua ketimbang judul yang pertama.
2. Paragraf pembuka adalah kata kunci bahwa tulisan ini penting untuk dibaca. Paragraf ini akan menjadi penentu, apakah pembaca akan meneruskan waktunya untuk membaca tulisan ini atau berhenti sambil melipat tabloid. Biasanya penulis yang berpengalaman akan rnenggunakan beberapa trik untuk memikat pembaca, misalnya mengangkat paradoks sebuah fenomena (nilai produksi tomat meningkat, di tengah derasnya musim penghujan).
3. Memisahkan pembahasan tulisan dalam beberapa sub – judul. Ini juga menjadi penting sebab pembaca biasanya akan lebih berkonsentrasi untuk mengetahui ide apa yang diusung penulis. Salah satu caranya adalah dengan melihat sub – judul yang ditawarkan, karena untuk membaca isi tulisan secara keseluruhan akan memakan waktu yang lama.
4. Memberikan contoh, menggambarkan situasi, melaporkan fakta, latar belakang informasi, berita penyeimbang, merupakan hal yang berguna sebab memberi bobot pada artikel. Dengan modus seperti itu, sebuah tulisan akan menyegarkan pembaca dengan informasi baru yang tidak di ketahui sebelumnya.
5. Pemilihan kata yang heterogen akan membawa pembaca merasa nyaman (bahkan muncul suprise effect) dengan tulisan tersebut. Sebaliknya, tulisan yang menggunakan kata monoton, membuat pembaca cepat bosan dan segera pindah ke tulisan lain. Variasi kata tidak berarti harus punya perbendaharaan kata yang banyak, tapi bisa disiasati dengan padanan kata tersebut. Misalnya, kata ’jika’ dilain tempat bisa diganti dengan ’kalau’, kata 'menarik' dan 'ditarik' yang berasal dari kata dasar yang sama, akan lebih enak bila salah satu diganti dengan kata ’diambil’.
Hal terpenting juga untuk diingat bahwa sebuah artikel harus sesuai dengan selera pengurus koran (redaktur). Sebuah artikel ditulis bertujuan disebar ke publik agar ide yang diusung tersebut menjadi tambahan wawasan atau diskusi bagi para pembaca. Pada titik inilah, tidak setiap artikel yang bagus dapat dipublikasikan ke koran karena tidak memenuhi syarat kelayakan yang telah ditentukan oleh redaktur. Hal penting yang harus dipertimbangkan pada saat menulis artikel untuk kebutuhan tabloid/koran adalah :
1. Koran merupakan media yang khusus dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap berbagai informasi penting sehari – hari yang terjadi di sekitarnya, sehingga sebaik apapun artikel yang dibuat namun jika tidak berhubungan dengan kasus aktual, maka artikel itu bisa dibuang ke tempat sampah. Seperti saat ini di Indonesia, tulisan dengan topik kenaikan harga BBM, kasus jaksa disuap, dan Liga AFF lebih berpotensi diserap oleh redaktur opini bila dibandingkan masalah siswa tidak lulus maupun krisis ekonomi.
2. Memastikan wacana tulisan berbeda dengan yang dipikirkan banyak orang, sehingga oleh redaktur dipandang mempunyai keunikan. Biasanya, semakin dalam wawasan seseorang pada masalah yang hendak ditulis, makin terbuka kesempatan untuk mengambil perspektif dalam berbagai kemungkinan.
3. Artikel yang hendak dikirim sudah dalam keadaan sempuna. Maksud sempurna disini, jangan sampai terjadi kesalahan – kesalahan kecil yang mengganggu, seperti kesalahan ketik maupun penulisan ejaan, sebab redaktur akan cenderung membuang duluan.
4. Setiap koran memiliki visi dan orientasi masing – masing. Setiap orang yang terbiasa membaca keseluruhan isi koran, akan bisa menyirnpulkan tentang karakter, kecenderungan, dan orientasi media tertentu, baik dalam bidang sosial, politik, hukum, ekonomi, pertanian, budaya, dan lain sebagainya. Contoh, Tabloid Sinar Tani yang mengusung visi pembangunan pertanian dalam berbagai seginya, tentu menyiapkan tempat yang lebih terbuka bagi artikel yang membahas fenomena pembangunan pertanian daripada masalah agama atau humaniora.
5. Redaktur biasanya terpaku pada kompetensi yang diukur dari kesesuaian topik tulisan dengan latar belakang penulis. Walaupun ini tidak selamanya betul tapi asumsi redaktur kurang lebih mengatakan bahwa PPL tidak kapabel untuk menulis masalah mode (fashion), peneliti sosial tidak layak mengarang topik gerhana bulan, dan pelatih pencak silat kurang layak membuat risalah tentang seni sinematografi.
Akhirnya, artikel akan berhasil jika memiliki dua karakter, yaitu menyuguhkan informasi yang logis dan menghidangkan estetika bahasa kepada pembaca. Artikel yang baik selalu membuat pembacanya memiliki kesadaran baru dari segi i1mu pengetahuan, sekaligus merasa harus bergerak karena kekuatan estetika bahasa. Artikel yang hanya menghidangkan logika dan informasi kepada pembaca, hanya memuaskan nafsu kognitif manusia, tanpa afeksinya terdorong untuk menuntut atau melakukan sesuatu.