Pontianak - Pemerintah menjajaki Kalimantan Barat menjadi salah satu klaster industri hilir untuk pengolahan kelapa sawit.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan klaster tersebut akan dikembangkan jika produksi kelapa sawit dari Kalimantan Barat sudah maksimal.
"Kalimantan Barat bisa menyusul daerah lainnya yang sebelumnya telah memiliki klaster industri hilir, yaitu di Kalimantan Timur, Sumatra Utara, dan di Riau. Tentunya, klaster yang bisa dikembangkan di wilayah ini adalah pengolahan kelapa sawit," ujarnya pekan ini.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengungkapkan saat ini lahan yang ada di Kalimantan Barat cukup luas, tetapi pabrik pengolahan yang tersedia tidak sebanding dengan potensi yang ada.
"Kami masih membawa produksi kelapa sawit dari Kalimantan Barat ke Sumatra dan Jawa untuk diolah," ujar Cornelis.
Sejauh ini lahan perkebunan kelapa sawit di Pulau Kalimantan mencapai 1,1 hektare. Dari luasan tersebut, terbanyak berada di wilayah Kalimantan Barat dengan lahan mencapai
466.901 hektare, dan disusul oleh Kalimantan Tengah seluas 269.043 hektare.
Salah satu BUMN yang memiliki wilayah operasional di Kalimantan Barat adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII.
BUMN ini bergerak di bidang usaha agroindustri, dengan komoditas utama adalah kelapa sawit dan karet. PTPN XHI membangun industry hilir yang mencakup industri fraksinasi, re-finer\\ oleo kimia, dan industri pemanfaatan sisa olahan.
Kredit Mandiri
Dalam kesempatan itu. Bank Mandiri mengucurkan kredit sebesar Rp251 miliar kepada petani sawit di Kalimantan Barat melalui enam koperasi, yang mencakup 12.000 hektare.
Kredit yang dikucurkan tersebut merupakan bagian dari program kredit usaha rakyat (KUR) yang digulirkan oleh pemerintah.
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini berharap kredit yang dikucurkan itu bisa memberdayakan petani kelapa sawit di wilayah Kalimantan Barat.
"Kami berharap petani kelapa sawit bisa lebih mengoptimalkan produksi dengan dukungan kredit yang dikucurkan oleh Bank Mandiri," ujarnya.
Sumber: Bataviase.co.id (Bisnis Indonesia), 20 Desember 2010
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan klaster tersebut akan dikembangkan jika produksi kelapa sawit dari Kalimantan Barat sudah maksimal.
"Kalimantan Barat bisa menyusul daerah lainnya yang sebelumnya telah memiliki klaster industri hilir, yaitu di Kalimantan Timur, Sumatra Utara, dan di Riau. Tentunya, klaster yang bisa dikembangkan di wilayah ini adalah pengolahan kelapa sawit," ujarnya pekan ini.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengungkapkan saat ini lahan yang ada di Kalimantan Barat cukup luas, tetapi pabrik pengolahan yang tersedia tidak sebanding dengan potensi yang ada.
"Kami masih membawa produksi kelapa sawit dari Kalimantan Barat ke Sumatra dan Jawa untuk diolah," ujar Cornelis.
Sejauh ini lahan perkebunan kelapa sawit di Pulau Kalimantan mencapai 1,1 hektare. Dari luasan tersebut, terbanyak berada di wilayah Kalimantan Barat dengan lahan mencapai
466.901 hektare, dan disusul oleh Kalimantan Tengah seluas 269.043 hektare.
Salah satu BUMN yang memiliki wilayah operasional di Kalimantan Barat adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII.
BUMN ini bergerak di bidang usaha agroindustri, dengan komoditas utama adalah kelapa sawit dan karet. PTPN XHI membangun industry hilir yang mencakup industri fraksinasi, re-finer\\ oleo kimia, dan industri pemanfaatan sisa olahan.
Kredit Mandiri
Dalam kesempatan itu. Bank Mandiri mengucurkan kredit sebesar Rp251 miliar kepada petani sawit di Kalimantan Barat melalui enam koperasi, yang mencakup 12.000 hektare.
Kredit yang dikucurkan tersebut merupakan bagian dari program kredit usaha rakyat (KUR) yang digulirkan oleh pemerintah.
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini berharap kredit yang dikucurkan itu bisa memberdayakan petani kelapa sawit di wilayah Kalimantan Barat.
"Kami berharap petani kelapa sawit bisa lebih mengoptimalkan produksi dengan dukungan kredit yang dikucurkan oleh Bank Mandiri," ujarnya.
Sumber: Bataviase.co.id (Bisnis Indonesia), 20 Desember 2010
0 comments:
Posting Komentar