RSS Feed

Menghitung Margin Bisnis Sawit

Posted by Flora Sawita Labels:


Dikutip Oleh : Kevin Elfrianto
OLEH IRVIN AVRIANO A. dan YENI H. SIMANJUNTAK
Sumber, Bisnis Indonesia, 3 Nopember 2010. Industri perkebunan sawit menjadi salah satu bisnis incaran pemodal. Tingginya margin keuntungan mengalahkan isu negatif soal lingkungan yang membuntuti bisnis ini. Di sektor inilah, PT BW Plantation Tbk memanen keuntungan.

Executive Chairman PT BW Plantation Tbk Tjipto Widodo, yang ditemui bebera pa waktu lalu, bah kan menyebutkan penurunan harga produk minyak sawit mentah (CPO) sekalipun tidak akan membuat pelaku usaha di sektor itu menjadi gigit jari. “Harga jual CPO memang bisa naik, bisa turun. Namun, profit margin-nya masih terlalu tinggi,“ katanya.

Berangan-angan untuk 4 tahun ke depan, Tjipto yakin bisnis perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya itu akan terus melaju dan bisa mencetak kapitalisasi pasar hingga US$1 miliar. Keyakinan itu pulalah yang membuat keluarganya tidak akan melepas perusahaan itu kepada sembarangan pemodal yang hanya tertarik pada keuntungan jangka pendek.

Lewat PT BW Investindo, PT Mitra Energi Global, dan PT Wahana Platinum, keluarga Widodo menguasai sekitar 30,72% saham BW Plantation. Adapun, sebanyak 38,89% saham BW Plantation dimiliki oleh Fendalton Investments Pte Ltd, perusahaan pengelola dana dari Eropa.

Optimisme terhadap industri sawit itulah yang membuat Sekretaris Perusahaan BW Plantation Kelik Irwantono yakin laba bersih perseroan pada tahun ini bisa melampaui pencapaian tahun lalu Rp167,46 miliar.

Hingga akhir kuartal III/2010, BW Plantation membukukan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 270.563 ton, naik 3,31% dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu 261.881 ton. “Angka produksi kami masih bisa meningkat, curah hujan tidak terlalu berpengaruh bagi produksi kami,” ujarnya.

Namun, fakta yang tercetak di laporan keuangan perseroan sepanjang 9 bulan pertama tahun ini justru sebaliknya. Pendapatan usaha BW Plantation turun menjadi Rp418,49 miliar dibandingkan dengan Rp449,97 miliar pada periode Januari-September tahun lalu. Laba bersih perseroan juga terpangkas menjadi Rp142,23 miliar dibandingkan dengan Rp151,61 miliar.

Akan tetapi, seperti yang telah disebutkan Tjipto, margin keuntungan tetap tinggi yakni 33,98%. Dana hasil penerbitan obligasi sebesar Rp700 miliar juga akan menjadi amunisi baru bagi perseroan untuk memperbesar bisnisnya. Tjipto menyebutkan perseroan menargetkan tambahan lahan seluas 54.000 hektare hingga pertengahan tahun depan, sehingga total lahan naik menjadi 150.000 hektare.

Efisiensi biaya Analis PT BNI Securities Deo Rawendra, dalam risetnya 13 Oktober lalu, menyebutkan penggunaan traktor mini yang bersenjatakan scissors lift gandeng membuat perseroan dapat menghemat waktu, memangkas penggunaan truk, dan tentunya berujung pada efisiensi biaya.

Dia juga mengatakan penggunaan bibit hibrida unggul oleh emiten merupakan satu nilai tambah bagi perseroan. Bibit mutakhir itu diperkirakan mampu menghemat waktu produktif menghasilkan sawit dari normalnya 36 bulan menjadi 30 bulan.

Sementara itu, analis PT Danareksa Sekuritas Evi Fidiasari menyoroti keunggulan perseroan dalam efisiensi lahan penanaman dengan banyaknya tanaman dalam 1 hektare sebanyak 148 pohon dari rerata industri yang hanya sebanyak 136 pohon.

Dari pemanfaatan yang maksimal itu, dia memprediksi perseroan mampu menjual CPO senilai Rp622 miliar pada akhir tahun ini dan menjadi Rp827 miliar pada tahun depan, penjualan kernel sawit sebesar Rp50 miliar tahun ini dan sebesar Rp67 miliar pada tahun depan.

Analis PT Kim Eng Securities Ricardo Silaen juga menyoroti hasil panen dan produksi TBS seiring dengan optimisme perseroan terhadap pencapaian target produksi sebesar 380.000 ton pada akhir tahun ini. “Dengan 100% eksposur pada CPO, perusahaan akan menjadi penerima manfaat utama dari peningkatan harga CPO yang sudah tinggi.“

Meskipun memiliki potensi besar, lanjut Ricardo, harga saham emiten dengan kode saham BWPT itu hampir mencapai nilai wajarnya dan hanya menetapkan target harga referensi pada level Rp970, dengan potensial penguatan hanya sebesar 1%. Dia juga menyematkan rekomendasi hold untuk saham itu.

Namun, sejumlah analis lain memberikan penilaian berbeda. PT CIMB Securities Indonesia masih mengganjar rekomendasi outperform pada saham itu dengan target harga Rp1.520 dan Danareksa Sekuritas dengan buy dan target harga Rp1.050. Pada perdagangan kemarin, harga saham BW Plantation ditutup turun 0,99% ke level Rp1.000.

sumber:http://www.rni.co.id/media.php?module=detailberita&id=1543

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat