Kamis, 28 Januari 2010 | 03:01 WIB
Medan, Kompas - Pemerintah secara resmi mencanangkan pembangunan kluster industri hilir minyak sawit mentah di Sumatera Utara. Kluster ini merupakan salah satu kluster industri prioritas nasional. Kluster akan dibangun di atas lahan milik PT Perkebunan Nusantara III seluas 3000 hektar di Sei Mangke, Kabupaten Simalungun, dan berjarak sekitar 35 kilometer dari Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pencanangan itu dilakukan Menteri Perindustrian Mohammad S Hidayat di Aula Martabe, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Rabu (27/1). Pemilihan Sumut sebagai salah satu kluster industri hilir minyak sawit, kata Hidayat, tak lepas dari potensi Sumut sebagai produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) besar di Indonesia. Dengan luas kebun sawit 970.000,7 hektar, produksi CPO Sumut tahun 2008 mencapai 3,52 juta ton, atau setara dengan 16 persen total produksi CPO nasional 42,90 juta ton.
”Pencanangan ini merupakan jawaban atas keinginan dan semangat kuat melakukan percepatan pembangunan daerah di Sumut, sebagai salah satu pusat industri hilir kelapa sawit di Indonesia, bahkan berpotensi sebagai pusat industri hilir sawit internasional,” ujar Hidayat.
Hidayat mengatakan, terbangunnya kluster industri hilir CPO diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi baru regional dan nasional. ”Indonesia harus mengubah komposisi ekspor dari bahan minyak sawit mentah menjadi ekspor turunan. Paling tidak 50 persen dari total ekspor minyak sawit mentah pada tahun 2015. Pada tahun 2020, kita hanya mengekspor 30 persen dalam bentuk minyak sawit mentah.”
Menurut dia, pemerintah daerah di Sumut dan masyarakatnya tentu ingin mengubah pendekatan dari daerah eksportir produk mentah perkebunan, seperti CPO, menjadi eksportir produk yang sudah diproses dan memiliki banyak nilai tambah.
Bupati Simalungun Zulkarnain Damanik, yang wilayahnya menjadi tempat dibangunnya kluster industri hilir CPO, meminta pemerintah jangan asal mencanangkan. Itu akan berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan warga. (BIL)
Medan, Kompas - Pemerintah secara resmi mencanangkan pembangunan kluster industri hilir minyak sawit mentah di Sumatera Utara. Kluster ini merupakan salah satu kluster industri prioritas nasional. Kluster akan dibangun di atas lahan milik PT Perkebunan Nusantara III seluas 3000 hektar di Sei Mangke, Kabupaten Simalungun, dan berjarak sekitar 35 kilometer dari Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pencanangan itu dilakukan Menteri Perindustrian Mohammad S Hidayat di Aula Martabe, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Rabu (27/1). Pemilihan Sumut sebagai salah satu kluster industri hilir minyak sawit, kata Hidayat, tak lepas dari potensi Sumut sebagai produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) besar di Indonesia. Dengan luas kebun sawit 970.000,7 hektar, produksi CPO Sumut tahun 2008 mencapai 3,52 juta ton, atau setara dengan 16 persen total produksi CPO nasional 42,90 juta ton.
”Pencanangan ini merupakan jawaban atas keinginan dan semangat kuat melakukan percepatan pembangunan daerah di Sumut, sebagai salah satu pusat industri hilir kelapa sawit di Indonesia, bahkan berpotensi sebagai pusat industri hilir sawit internasional,” ujar Hidayat.
Hidayat mengatakan, terbangunnya kluster industri hilir CPO diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi baru regional dan nasional. ”Indonesia harus mengubah komposisi ekspor dari bahan minyak sawit mentah menjadi ekspor turunan. Paling tidak 50 persen dari total ekspor minyak sawit mentah pada tahun 2015. Pada tahun 2020, kita hanya mengekspor 30 persen dalam bentuk minyak sawit mentah.”
Menurut dia, pemerintah daerah di Sumut dan masyarakatnya tentu ingin mengubah pendekatan dari daerah eksportir produk mentah perkebunan, seperti CPO, menjadi eksportir produk yang sudah diproses dan memiliki banyak nilai tambah.
Bupati Simalungun Zulkarnain Damanik, yang wilayahnya menjadi tempat dibangunnya kluster industri hilir CPO, meminta pemerintah jangan asal mencanangkan. Itu akan berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan warga. (BIL)
0 comments:
Posting Komentar