GO ORGANIK 2010 adalah program yang dicanangkan pemerintah untuk menunjang program ketahanan dan kemandirian di bidang pertanian. Dengan digulirkannya program pertanian tersebut, berdampak kepada sektor swasta sebagai pelaku usaha untuk turut serta berpartisipasi mensukseskan ketahanan dan kemandirian di bidang pertanian.
Menurut Satria Khresna Wardhana, Direktur PT. Greenland Niaga Indonesia produsen Pupuk Organik Cair SUPERFARM, sebenarnya pola pertanian organik sudah tumbuh lama didasari oleh kesadaran masyarakat petani akan faktor produktivitas lahan, faktor ekonomis, keseimbangan ekosistem, dan juga faktor kesehatan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah, pelaku industri pertanian dan khususnya petani untuk kembali ke pola pertanian organik, namun memang dirasa perlu untuk membuat suatu gerakan agar program organik dapat berjalan lebih cepat dan terarah. GO ORGANIK 2010 adalah momentum dimulainya pemasyarakatan pertanian organik dalam skala luas.
Dengan dicanangkannya GO ORGANIK 2010 oleh pemerintah, maka diharapkan berkembangnya seluruh industri di sektor pertanian. Salah satunya adalah para pelaku industri Pupuk Organik. Skala industri para pelaku pupuk organik bukan hanya berskala besar, tetapi juga skala rumah tangga. Dengan memanfaatkan limbah dan bahan organik di lingkungan maka akan menghasilkan nilai tambah ekonomis dan sosial budaya. Karena itu pertumbuhan industri pupuk organik seharusnya didukung dan dikembangkan.
Satria mengingatkan bahwa dengan pola pertanian organik ini bukan berarti anti terhadap pupuk kimia dan produk produk sintetis lain. Sebab tidak dipungkiri bahwa tanah memerlukan kandungan hara yang terdapat pada pupuk kimia, namun harus disadari pula bahwa sebenarnya banyak sekali bahan kimia alami yang bisa dimanfaatkan dari alam bumi tercinta ini.
Misalnya memanfaatkan jerami hasil panen, karena mengandung unsur-unsur pupuk alami NPK, untuk N berkisar 1%, P berkisar 0.7%, dan K berkisar 0.9% serta unsur mikro lainnya. Berarti bila petani mampu memanfaatkan jerami hasil panen tersebut, katakan dari 1 ha panen terdapat 10 MT jerami dan kemudian diolah menjadi pupuk organik / kompos menghasilkan 40% pupuk organik, berarti petani sudah memasukkan kembali unsur hara yang dibutuhkan lahan dengan kandungan sebesar 40 kg unsur (N) Nitrogen murni setara dengan 89 kg urea, 28 kg unsur (P) Phosphat murni setara dengan 78 kg SP36 dan 36 kg unsur (K) Kalium setara dengan 60 kg KCl, beserta unsur mikro lain yang bermanfaat. Jadi dengan teknologi petani dapat menggunakan pupuk kimia lebih terkontrol.
Mengenai pestisida, insektisida dan produk sintetis lain untuk pembasmi hama dan penyakit adalah baik sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan gangguan hama dan penyakit. Namun diharapkan untuk menggunakan secara lebih bijaksana. Banyak alternatif bahan organik yang dapat digunakan sebagai bio pestisida dengan memanfaatkan tumbuhan pestisida nabati; mahkota dewa, kunyit, laos, tembakau dan tumbuhan bio pestisida lain. Dengan perlakuan pengendalian hama secara organik dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan berdampak pada faktor kesehatan dan kualitas produk pertanian.
Menurut Satria ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pola pertanian organik dan teknologi pertanian organik yaitu :
1. Tanah yang harus dikembalikan kesuburannya
Perlu diberikan decomposer, berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan/pathogen dan meningkatkan aktifitas biota tanah yang menguntungkan, menetralisir racun pada tanah akibat penggunaan produk produk sintetis, menguraikan bahan organik menjadi senyawa organik yang mudah diserap dan sebagai starter untuk melapukkan bahan organik/pembuatan pupuk organik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
AGRIBISNIS
APINDO
Africa
Agriculture Business
Agriculture Land
Argentina
Australia
Bangladesh
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita Riau Today
Berita Tempo
Berita riau terkini
Biodiesel
Bursa Malaysia
CPO Tender Summary
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
Cotton
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
MPOB
Malaysia
Meat
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
PENGUPAHAN
PERDA
Pakistan
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
Penawaran menarik
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
RSPO
Rice
SAWIT
Serba-serbi
South America
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
USA
Ukraine
Usaha benih
Vietnam
Wheat
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
bibit sawit unggul
biofuel
biogas
budidaya sawit
corporation
palm oil
pembelian benih sawit
perburuhan
pertanian
soybean
umum
varietas unggul
0 comments:
Posting Komentar