Artikel ini ditulis bukan bermaksud mengiklankan lahan untuk pengembangan sawit. Melainkan untuk mengangkat sebuah ironi. Ketika Indonesia bergairah, bahkan bernafsu, mengambangkan sawit, hingga banyak hutan maupun lahan-lahan gambut yang dikonversi menjadi lahan sawit. Ternyata, di sisi lain banyak lahan produktif yang berada dalam kondisi terlantar.
Berdasarkan data yang dilansir oleh Sawit Watch saat ini terdapat 3 juta lahan tidur milik perusahaan perkebunan di Indonesia. Oleh pemerintah Izin peruntukkan lahan tersebut adalah untuk pengembangan sawit. Tapi entah mengapa lahan tersebut tidak dimanfaatkan untuk membangun kebun, melainkan dibiarkan begitu saja oleh pihak pengembang. Padahal mungkin saja lahan tersebut tadinya adalah hutan perawan yang dialihkan fungsinya oleh pemerintah.
Sawit Watch menduga ada indikasi trik-trik nakal perusahaan tertentu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Karena lahan-lahan tersebut bisa digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan kredit Perbankan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Barangkali menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap pemanfaatan izin yang telah diberikan kepada pihak swasta. Seharusnya perusahaan yang bertindak nakal tersebut dapat dikaji ulang untuk penarikan izin, dan perudangan-undangan memungkinkan hal tersebut.
Seharusnya lahan-lahan tersebut bisa dimanfaatkan bagi masyarakat, untuk tujuan yang lebih produktif. Apalagi saat ini banyak anggota masyarakat yang hidup sebagai buruh tani karena tidak memiliki lahan, termasuk juga di sentra pengembangan sawit. Demikian dijelaskan oleh sumber dari Sawit Watch.
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia yang absolut cara ternyata tidak sulit. Tidak perlu mengubah fungsi lahan gambut, atau mengubah fungsi hutan menjadi lahan sawit. Cukup dengan memanfaatkan lahan-lahan terlantar yang jumlahnya 3 juta ha tersebut. Jika saja lahan tersebut ditanami, saat ini maka bisa dibayangkan peningkatan produksi sawit Indonesia 3 tahun mendatang. Pasti akan melonjak naik secara pesat. ( Sumber: Media Perkebunan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
2011 News
Africa
AGRIBISNIS
Agriculture Business
Agriculture Land
APINDO
Argentina
Australia
Bangladesh
benih bermutu
benih kakao
benih kelapa
benih palsu
benih sawit
benih sawit unggul
Berita
Berita Detikcom
Berita Info Jambi
Berita Kompas
Berita Padang Ekspres
Berita Riau Pos
Berita riau terkini
Berita Riau Today
Berita Tempo
bibit sawit unggul
Biodiesel
biofuel
biogas
budidaya sawit
Bursa Malaysia
Cattle and Livestock
China
Cocoa
Company Profile
Corn
corporation
Cotton
CPO Tender Summary
Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO)
Dairy
Dairy Products
Edible Oil
Euorope
European Union (EU)
FDA and USDA
Fertilizer
Flood
Food Inflation
Food Security
Fruit
Futures
Futures Cocoa and Coffee
Futures Edible Oil
Futures Soybeans
Futures Wheat
Grain
HUKUM
India
Indonesia
Info Sawit
Investasi
Invitation
Jarak pagar
Kakao
Kapas
Karet
Kebun Sawit BUMN
Kebun Sawit Swasta
Kelapa sawit
Kopi
Law
Lowongan Kerja
Malaysia
Meat
MPOB
News
Nilam
Oil Palm
Oil Palm - Elaeis guineensis
Pakistan
palm oil
Palm Oil News
Panduan Pabrik Kelapa Sawit
pembelian benih sawit
Penawaran menarik
PENGUPAHAN
perburuhan
PERDA
pertanian
Pesticide and Herbicide
Poultry
REGULASI
Rice
RSPO
SAWIT
Serba-serbi
South America
soybean
Tebu
Technical Comment (CBOT Soyoil)
Technical Comment (DJI)
Technical Comment (FCPO)
Technical Comment (FKLI)
Technical Comment (KLSE)
Technical Comment (NYMEX Crude)
Technical Comment (SSE)
Technical Comment (USD/MYR)
Teknik Kimia
Thailand
Trader's Event
Trader's highlight
Ukraine
umum
USA
Usaha benih
varietas unggul
Vietnam
Wheat
0 comments:
Posting Komentar