Jakarta, Kompas - Pemerintah mulai 1 November 2008 menurunkan tarif pungutan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau CPO dari 7,5 persen menjadi 2,5 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat menaikkan harga beli tandan buah segar milik petani kelapa sawit yang sejak bulan Agustus terus merosot.
Kebijakan menurunkan pungutan ekspor CPO itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan yang akan ditandatangani sebelum 25 Oktober. Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi, Rabu (22/10) di Jakarta.
Seiring turunnya tarif pungutan ekspor (PE) CPO, industri diharapkan segera menaikkan harga tandan buah segar (TBS) sawit petani, sebesar 10-15 persen.
Tarif PE berlaku progresif mengikuti harga rata-rata CPO bulan sebelumnya yang berlaku di bursa Rotterdam. Dengan turunnya PE, diharapkan harga pokok CPO Indonesia bisa lebih murah dari Malaysia sehingga produsen CPO tidak harus menekan harga pembelian TBS dari petani.
Namun, petani meminta pemerintah agar menaikkan batas bawah harga acuan tarif PE nol persen agar gejolak harga TBS dapat mereda.
Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad, kenaikan acuan harga untuk tarif PE nol persen dari 550 dollar AS menjadi 750 dollar AS per ton bisa meredakan gejolak harga TBS.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Perkebunan Achmad Mangga Barani menyatakan, pemerintah sedang membahas usulan menaikkan batas bawah tarif PE nol persen.
Saat ini harga jual TBS milik petani mandiri Rp 350-Rp 500 per kg. Harga TBS miliki petani plasma pemasok perusahaan perkebunan inti Rp 600-1.000 per kg. Padahal, pada bulan Juli, harga jual TBS petani mandiri Rp 1.300 per kg dan petani plasma Rp 1.600 per kg.
Rendahnya harga TBS akan meningkatkan potensi kredit macet petani kelapa sawit. Kusyanto, petani kelapa sawit di Kabupaten Kampar, Riau, misalnya, memaparkan, sekitar 70 persen petani di daerahnya membangun kebun kelapa sawit dengan berutang. ”Utang itu kini nyaris tak terbayar karena harga TBS hanya Rp 250 per kilogram,” katanya.
Situasi itu makin sulit karena harga pupuk tidak turun. Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit pola Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) Riau Setiyono meminta pemerintah agar memberikan subsidi pupuk buat petani kelapa sawit.
Normal
Meski harga CPO di pasar dunia turun, pengapalan CPO sesuai kontrak yang sudah dibuat di Pelabuhan Belawan, Medan, masih normal. Penyelia Perencanaan Pusat Pelayanan Satu Atap PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Mulyono mengatakan, hingga kini kapal yang memuat CPO belum berkurang, yaitu 3-4 kapal per hari.
Menurut anggota Asosiasi Tangki Timbun dan Pemompaan Belawan Sutikno, pemompaan CPO ke kapal 10.000-13.000 ton CPO per hari, belum berkurang. Bahkan, enam dari 13 tangki timbun yang dikelola perusahaannya masih ada yang kosong. (MAS/HAM/WAD/NDY/BIL/SAH)
0 comments:
Posting Komentar