RSS Feed

Industri Oleochemical : Meningkat, Suram, atau Kiamat?

Posted by Flora Sawita


Industri oleochemicals akan menghadapi masa yang berat tahun depan, adanya over-capacity akan mempengaruhi produksi fatty alcohol dan fatty acid, serta perdagangan produk sampingan dari glycerine yang berada pada level harga terendah sepanjang masa. Hanya manufaktur dengan struktur biaya dan produk yang tepat, akan mampu bertahan.

Industri oleochemical mengalami tahun yang luar biasa pada 2005. Pada tahun ini industri oleochemical mengalami berbagai gejolak akibat dari biaya energi, iklim yang tidak terduga, meningkatnya konstruksi yang berkelanjutan dalam industri, pertumbuhan biodiesel serta menurunnya harga glycerine yang terus menerus dan tidak ada habisnya.
Pada 2005, rata-rata harga tahunan untuk Crude Palm Oil (CPO) berkisar USD 327 per Ton, bahkan untuk Palm Kernel Oil (PKO) sempat dihargai di bawah USD 526 per Ton. Ini merupakan hal besar yang harus diperhatikan.
Untuk tahun kedua berjalan, kisaran harga antara palm oil dan palm kernel oil adalah USD 150-200 per ton. Apabila 2 tahun yang lalu, para pelaku industri masih berfikir bahwa perbedaan harga tersebut sangat “mengerikan“, ini dikarenakan “seharusnya“ kisaran harga CPO dan PKO hanya berada pada USD 90-100 per Ton. Tetapi kondisi saat ini, untuk kisaran harga yang lebih besar pun sudah terasa normal. Dewasa ini, pertanyaan terbesar untuk pelaku industri oleochemicals adalah; apakah hal tersebut akan tetap demikian, akan kembali ke level lama, atau malah akan bertambah besar?

Energi dan badai
Kebanyakan dari kita masih dapat mengingat badai tragis mematikan yang menghantam Gult Coast, Amerika selama Agustus dan September 2005 lalu. Namun yang kurang diketahui adalah akibat dari peristiwa ini pada industri oleochemicals. Wilayah Louisiana dan Texas di sekitar New Orleans dan Houston adalah pusat industri petrochemical di Amerika Utara, juga merupakan tempat dimana gas off-shore Amerika berada.
New Orleans dan Houston juga merupakan pelabuhan besar yang digunakan untuk pintu masuk impor chemicals. Industri petrochemical di area ini berkembang karena digunakan sebagai bahan dasar gas alami yang murah, dan sumber yang terjangkau untuk energi dan feedstock. Namun bahkan sebelum badai menerjang, wilayah tersebut sudah harus bekerja keras akibat harga gas yang melonjak tinggi bahkan mencapai rekor harga tertinggi.
Badai Katrina, khususnya, mengganggu suplai feedstock ke hampir semua pabrik chemical di sepanjang Gulf Coast dan dalam waktu yang bersamaan mengganggu kegiatan impor akibat terminal tanki-tanki di sepanjang pantai rusak atau terisolasi oleh banjir.
Untuk pengguna oleochemical dan surfactants di Amerika Utara, dampak dari peristiwa ini sangat merugikan, dimana harga melonjak dan terganggunya suplai di pasar fatty alcohol yang sebelumnya memang sudah ketat akan persaingan. Pengguna fatty alcohol, kemudian banyak yang mengurangi pemakaian dan permintaan diperkirakan turun drastis sebanyak 100.000 ton selama 18 bulan kebelakang, sebagai akibat dari kenaikan umum dalam biaya dan efek spesifik dari badai.

Meningkatnya Konstruksi
Sementara itu perkembangan konstruksi di industri oleochemical terus berlanjut dengan cepat.
Fatty alcohol, pada 2005 produsen baru memasuki pasar. VVF memulai natural-based plant di India, dimana merupakan pabrik pertama yang menggunakan tehnologi wax-ester yang dikembangkan oleh Lurgi. Cognis juga memulai ekspansi di Malaysia, jadi pada tahun tersebut dapat terlihat sekitar 180.000 ton kapasitas baru yang akan memasuki pasar.
Namun bukan hanya itu, sekitar 800.000 ton kapasitas baru telah diumumkan dan akan datang mulai 2006 dan 2007.
Jika ditambahkan dengan 100.000 ton kapasitas natural yang sudah ada mulai 2005, maka akan menjadi 900.000 ton, dan jangan lupa 100.000 ton tambahan yang di bawa oleh produsen synthetic di Amerika Utara, maka jadilah 1 juta ton kapasitas baru yang akan datang dalam jangka waktu tiga tahun ini. Ini terjadi dalam pasar yang biasanya di bawah 2 juta ton per tahun dan umumnya tumbuh 30.000 - 50.000 ton per tahun, namun ada kemungkinan menyusut di 2005.

Fatty acids, Industri fatty acids memperlihatkan sebuah ekspansi besar dalam sejarah di 2005, ketika Natural Oleochemicals di Malaysia membawa lebih 200.000 ton kapasitas dalam sekali jalan. Namun peristiwa terbesar di tahun tersebut datang dari Cina, dimana tiga grup Asia Tenggara membuka pabrik baru di Shanghai. Namun kapasitas baru tidak menciptakan demand baru dengan sendirinya, paling tidak dari hal ini, terlihat produksi vegetable-based fatty acids dari Asia telah menggantikan material berbahan dasar tallow dari Eropa dan Amerika Utara, kadang hal ini memang terjadi sebagai suatu straight-replacement, namun sering juga karena pengguna fatty acids pindah ke Asia, dimana palm atau palm stearine merupakan minyak yang jelas-jelas akan mereka gunakan. Efek samping dari hal ini adalah perbedaan harga antara palm olein dan palm stearine.

Biodiesel, akhirnya yang benar-benar membuat para engineer sibuk di 2005 adalah meningkatnya pasar biodiesel. Didukung dengan harga yang menguntungkan, methyl ester untuk biodiesel bisa jadi merupakan produk yang paling menguntungkan di pasar oleochemicals saat ini. Banyaknya aksi nyata atau aksi potensial dari legislatif dan proyek-proyek baru diumumkan hampir setiap minggu sejak pertengahan 2005. Kapasitas Eropa kini naik sampai sekitar 4 juta ton dan dalam jangka waktu 6 bulan kita telah melihat lebih dari 800.000 ton kapasitas yang direncanakan oleh Malaysia dan Singapore.

Ada 2 hal yang mempengaruhi hal ini:
Pertama, lingkungan legislatif yang mendukung. Ada indikasi Serikat Eropa meminta pemasukan 5,75% biofuel pada 2010. Hal ini menyiratkan permintaan sekitar 10 juta ton biodiesel. Panen rapeseed Eropa lebih sedikit dari angka di atas, tentu saja hal ini juga mendukung kebutuhan Eropa akan edible oil. Hal ini akan menyebabkan gap yang lebar untuk produk import dan gap ini yang ingin diisi oleh banyak project-project dari Asia.
Kedua, bisnis ekonomi telah berubah tajam dalam 12 bulan terakhir, sampai-sampai penggunaan biodiesel baru akan sehat secara ekonomi, apabila didukung dengan subsidi dan tax breaks. Pajak untuk bahan bakar di Eropa sangat tinggi, sehingga ada cerita dimana seseorang mengisi bahan bakar diesel untuk Mercedesnya di supermarket bukan di stasiun pengisian bahan bakar (pom bensin). Kenapa hal ini terjadi? Ini disebabkan minyak canola botolan hanya seharga 0.62 per liter di supermarket, sementara harga diesel di pom bensin seharga 1.20 per liter.
Namun sekarang, untuk pertama kalinya memungkinkan untuk membuat ekonomi langsung untuk biodiesel di beberapa pasar.

Glycerine, salah satu dampak langsung dari naiknya produksi biodiesel adalah jatuhnya harga glycerine. Ketika anda membuat 1.000 kg biodiesel ester, anda secara langsung membuat antara 100-150 kg crude glycerine. Produksi biodiesel Eropa sebanyak 3.5 juta ton juga memproduksi sekitar 400.000 ton glycerine di pasar yang dalam sejarah hanya mengkonsumsi di bawah 1 juta ton dan dengan pertumbuhan sebanyak 2-3% per tahun.
Banyaknya jumlah glycerine yang masuk ke pasar ini, terutama di Eropa, mengakibatkan beberapa hal. Bukan hanya pertanyaan harga pasar yang mencapai tingkat terendah dalam sejarah. Seluruh bentuk dari pasar telah berubah. Dimana dulu produsen Asia melihat Eropa sebagai pasar untuk glycerine mereka, namun sekarang Eropa merupakan pasar dengan harga paling rendah di dunia, dan glycerine biodiesel dari Eropa membanjiri seluruh pantai Asia. Harga glycerine yang lebih murah, mungkin sekitar RM15-20 MTPA (USD 4,1 - 5,5 juta per tahun) tidak menguntungkan, seperti ciri khas 120.000 ton pabrik faty acid dalam kurun waktu 4 tahun belakangan.
Sejarahnya, glycerine telah menjadi bagian dari siklus pasar. Saat keadaan sedang tidak baik pengguna dan produsen biasanya tidak bertindak apa-apa, mereka hanya menunggu roda berputar. Namun masa tersebut telah berakhir.
Produsen utama synthetic glycerine yang masih bertahan, Dow Chemical, mengumumkan pada tahun 2005 bahwa mereka berhenti memproduksi glycerine dari epichlorohydrin.
Dalam jangka beberapa bulan, Solvay dari Eropa mengumumkan akan melakukan proyek yang justru sebaliknya – mengubah biodiesel glycerine menjadi epichlorohydrin. Demikianlah bagaimana keadaan dapat berubah dengan cepat. Kiranya, tidak ada perusahaan yang mengharapkan manufaktur glycerine dari petrochemical untuk menjadi proposisi ekonomi pada suatu saat nanti.

Menilik kedepan
Jadi, 2005 adalah tahun yang merebut perhatian kita. Lalu kemana tahun 2006 akan membawa kita, dan apa yang akan terjadi dengan harga minyak?
Pertama, sudah jelas kalau pasar fatty acid alcohol akan menghadapi masa over-capacity. Sangat sulit melihat pasar bisa menyerap 900.000 ton kapasitas ekstra dalam waktu tiga tahun dimana pertumbuhan yang normal hanya sekitar 50.000 ton per tahun. Meskipun bisa, jika ada mukjizat, maka industri telah sukses menemukan pasar baru untuk alcohol sebanyak itu, namun kemudian akan menambah masalah baru untuk menemukan lebih dari satu juta ton suplai ekstra kelapa dan palm kernel oil.
Kedua, sulit melihat pasar glycerine dapat membaik dalam waktu singkat. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menemukan cara baru penggunaan glycerine, dan harga yang naik (dari beberapa alternative) akan membuat ide-ide ini menjadikan ekonomi terlihat sehat untuk pertama kalinya. Namun dibutuhkan permintaan baru yang sangat besar untuk dapat membuat “lekukan” yang nyata pada over supply yang terjadi. Bagaimanapun, produsen glycerine mencoba melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan. Seperti yang terlihat dalam pengumuman glycerine-based epichlorohydrin, sekarang glycerine adalah feedstock dengan harga murah yang dapat digunakan untuk penggunaan lain, yang mungkin tidak diperhatikan beberapa tahun yang lalu.
Akhir 2006, mungkin akan menjadi tahun dimana banyak orang akan lebih mempertimbangkan untuk beralih pada biodiesel. Saat ini, industri mencari keuntungan potensial terbaik dari palm-based biodiesel. Permintaan yang terlihat jauh lebih besar dari kapasitas yang ada, dengan melihat biaya feedstock yang didasarkan pada permintaan edible dan oleochemical dan belum memperhatikan pada penggunaan bahan bakarnya.
Namun bukan kebetulan bahwa harga bahan bakar diesel yang tinggi berhubungan dengan harga minyak rapeseed. Jika podusen palm oil mengisi ruang (baca: gap) antara suplai dan permintaan potensial untuk Eropa, industri harus berharap harga minyak dapat merefleksikan permintaan tersebut. Namun bukan berarti biodiesel akan menjadi investasi yang buruk. Sudah jelas terlihat ada permintaan untuk bahan bakar alternatif, dan produksi palm yang tinggi akan menjadikan palm oil sebagai feedstock yang efisien. Namun bukan berarti hanya membuat pabrik dan menunggu keuntungannya datang sendiri. Sebagaimana pasar yang berkembang, pemenangnya adalah mereka dengan posisi feedstock yang aman, dengan biaya operasi yang rendah dan pemahaman yang baik akan pasar.
Jadi apa harapan kita dari semua ini terhadap harga minyak? Ada sedikit kekhawatiran ekspansi besar di Asia Tenggara akan berdampak pada pasar palm oil. Kita sudah mengenal ini sebagai “biodiesel sentiment“ yang mulai menjadi faktor dalam pergerakkan harga. Permintaan baru untuk minyak akan tetap terbatas di 2006, sehingga diramalkan kenaikkan harga yang rendah, hanya sebesar RM1,550 (US$433) per ton.
Teorinya, gelombang baru untuk kapasitas fatty acid seharusnya membuat harga PKO meroket, jika semua pabrik baru benar-benar memenuhi kapasitasnya. Namun, seperti yang saya bilang, tidak mungkin ada demand yang cukup untuk hal ini. Pasar telah menetapkan harga untuk mengantisipasi kapasitas baru, jadi sementara kita berkendara di jalan yang bergelombang, saya akan lebih konservatif dan meramalkan PKO seharga RM2,150 (US$600)/ton.
Jadi disitulah dimana kita meninggalkan industri oleochemical sementara kita menuju ke 2006; dikelilingi oleh over-capacity, dengan perdagangan produk sampingan (glycerine) dilevel terendah sepanjang masa, bersamaan dengan itu banyaknya industri baru yang tumbuh dan bersaing untuk bahan baku sehingga terus menghasilkan glycerine. Lebih mudah untuk dilukiskan dengan gambar kiamat (doom) dan suram (gloom). Bagaimanapun, industri oleochemical telah lama memiliki hubungan buruk dengan biodiesel, kebanyakan akibat negatif yang disebabkan produk sampingan biodiesel terhadap pasar glycerine. Tetapi jelas terlihat biodiesel kini benar-benar “nyata“ dan untuk pertama kalinya dalam sejarah kita melihat industri mulai melakukan penggunaan baru terbesar untuk oleochemical.
Industri oleochemical telah melalui siklus ini sebelumnya. Akan sulit, namun saat terberat dapat menjamin bahwa pemenangnya adalah manufaktur dengan struktur harga yang tepat dan produk yang tepat. Dalam jangka pendek, perusahaan dengan perlengkapan terbaik untuk menjalankan misi sejarah industri, menambahkan nilai pada minyak agriculture dan memenuhi kebutuhan konsumen dunia. (Penulis : Martin Herrington)

0 comments:

Posting Komentar

Label

2011 News Africa AGRIBISNIS Agriculture Business Agriculture Land APINDO Argentina Australia Bangladesh benih bermutu benih kakao benih kelapa benih palsu benih sawit benih sawit unggul Berita Berita Detikcom Berita Info Jambi Berita Kompas Berita Padang Ekspres Berita Riau Pos Berita riau terkini Berita Riau Today Berita Tempo bibit sawit unggul Biodiesel biofuel biogas budidaya sawit Bursa Malaysia Cattle and Livestock China Cocoa Company Profile Corn corporation Cotton CPO Tender Summary Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) Dairy Dairy Products Edible Oil Euorope European Union (EU) FDA and USDA Fertilizer Flood Food Inflation Food Security Fruit Futures Futures Cocoa and Coffee Futures Edible Oil Futures Soybeans Futures Wheat Grain HUKUM India Indonesia Info Sawit Investasi Invitation Jarak pagar Kakao Kapas Karet Kebun Sawit BUMN Kebun Sawit Swasta Kelapa sawit Kopi Law Lowongan Kerja Malaysia Meat MPOB News Nilam Oil Palm Oil Palm - Elaeis guineensis Pakistan palm oil Palm Oil News Panduan Pabrik Kelapa Sawit pembelian benih sawit Penawaran menarik PENGUPAHAN perburuhan PERDA pertanian Pesticide and Herbicide Poultry REGULASI Rice RSPO SAWIT Serba-serbi South America soybean Tebu Technical Comment (CBOT Soyoil) Technical Comment (DJI) Technical Comment (FCPO) Technical Comment (FKLI) Technical Comment (KLSE) Technical Comment (NYMEX Crude) Technical Comment (SSE) Technical Comment (USD/MYR) Teknik Kimia Thailand Trader's Event Trader's highlight Ukraine umum USA Usaha benih varietas unggul Vietnam Wheat